Diduga Ikut Gafatar, PNS Pemprov Jatim juga Menghilang
Selasa, 12 Januari 2016 23:55 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Selain menyasar mahasiswa, Gafatar juga merekrut sejumlah PNS. Di Pemprov Jatim, Seorang PNS atas nama Faradina Ilma (25 tahun), meninggalkan rumah kosnya tanpa pamit. Diduga ia ikut bergabung dengan Gafatar.
"Saat diperiksa di rumah kosnya, tidak ada benda-benda yang berkaitan dengan kelompok organisasi itu (Gafatar). Dia meninggalkan semua barang hariannya seperti pakaian dinas, buku, dokumen-dokumen," kata Kapolsek Jambangan Kompol Danny Yulianto kepada wartawan di Mapolsek, Jalan Karah, Surabaya, Selasa (12/1).
BACA JUGA:
Do'a Bersama, Pj. Gubernur Adhy Ajak Seluruh Elemen Wujudkan Kondusivitas Pilkada dan Jatim
Pj Gubernur Jatim Sebut Piala Kajati Jadi Ajang Tumbuhkan Bibit Atlet Bulu Tangkis
CNN Indonesia Award 2024, Pj Gubernur Jatim Borong 3 Penghargaan
Hadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H, Pj Gubernur Jatim Ajak Teladani Sifat Rasulullah
Saat diperiksa di kamar kosnya di kawasan Kebonsari Manunggal, Surabaya, ditemukan dua pucuk surat yang berisi pesan untuk orang tuanya serta teman kosnya.
"Dia menulis kepergiannya murni untuk menegakkan agama dan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.
Danny mengatakan, diduga PNS tersebut ikut Gafatar dari surat yang ditulisnya. Serta informasi dari teman-temannya.
"Dia menyampaikan kepergiannya tidak terkait dengan Gafatar. Itu justru membuat kami curiga, kenapa dia menyebut Gafatar di suratnya," terangnya.
(Baca juga: gafatar-menyebar-di-jawa-timur-mahasiswa-pens-its-menghilang" style="background-color: initial;">Aliran Gafatar Menyebar di Jawa Timur, Mahasiswa PENS ITS Menghilang)
Penyidik dari Unit Reskrim Polsek Jambangan sudah memintai keterangan dari keluarga serta teman-temannya.
Dari informasi teman-temannya, korban sebelumnya pernah dekat dengan seorang laki-laki bernama Eko asal Jember dan bekerja di sebuah restauran di Surabaya dan juga kos di kawasan Kebonsari.
"Dia (Eko) aktif di Gafatar dan diduga korban diajak Eko untuk ikut bergabung Gafatar," tandasnya.
Sebelum berangkat bersama Eko, Faradina meminta izin ke atasannya dengan alasan sakit dan berpamitan pulang ke Semarang. Selain itu, korban juga meminjam uang Rp 100 juta ke Bank Jatim.
"Sampai sekarang keluarganya tidak bisa berkomunikasi dengan dia. Dan bagi masyarakat yang mengetahui ciri-ciri korban, silahkan melaporkan ke kepolisian terdekat," tandasnya.
Keluarga Tak Perlu Malu
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta masyarakat tidak malu untuk melaporkan anggota keluarga atau orang sekitar lingkungannya hilang atau tak ada kabarnya. Hal ini dilakukan pasca banyaknya orang hilang dan diketahui terlibat organisasi Gafatar.