Petani Garam di Sumenep Pilih Budidaya Kepiting Saat Musim Hujan
Wartawan: Rahmatullah
Jumat, 11 Maret 2016 21:10 WIB
SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Di musim penghujan, sejumlah petani garam di Desa Karang Anyar, Kecamatan Kalianget, tidak lagi berkativitas memproduksi garam. Untuk mengisi hari ‘libur’, mereka sibuk mebudidayakan kepiting jenis soka. Kepiting ini dibudidaya di lahan yang telah disediakan di dekat lahan yang dijadikan sebagai tempat untuk memproduksi garam di musim kemarau.
Salah satu petani garam yang berbudidaya kepiting, Imam, mengaku memang sengaja mengisi waktu musim hujan dengan kegiatan berbau bisnis lain. Yang dilakukan tak lain adalah budidaya kepiting. Dia juga tidak perlu repot-repot untuk keperluan lahan, karena lahan pegaraman miliknya itulah yang digarap sebagai tempat budidaya kepiting.
BACA JUGA:
Bosa Jasa: Solusi Urus Izin Usaha Mudah dari Rumah Saja
Hadiri Workshop Literasi dan Inklusi Keuangan, Pj Wali Kota Kediri Berikan Arahan kepada Pelaku UMKM
Stabilkan Harga Sembako, DKPP Sumenep Gelar Aksi Gerakan Pangan Murah
Bulan Haji, Omzet Perajin Kotak Hantaran Limbah Kardus di Jombang Meningkat
“Hampir semua lahan pegaraman saya saat ini dijadikan tempat kepiting,” tuturnya, Jum’at (11/3).
Menurut Imam, berbudidaya kepiting jenis soka ini harus melalui beberapa proses. Yang jelas pembibitan dilakukan di awal. Setelah itu, untuk mempercepat rangsangan kepiting berganti kulit, kepiting dimasukan dalam kerambah, lalu diberi pakan dengan hitungan per 1.000 ekor kepiting membutuhkan anakan ikan mujair sebanyak 3 kilogram.
“Setelah 20 hari, kepiting soka siap dipanen dan dipasarkan,” ungkapnya.
Imam mengaku menggeluti budidaya kepiting jenis soka ini sudah beberapa tahun yang lalu. Hal itu dilakukan karena kepiting jenis soka memilik nilai ekonomi yang cukup tinggi, sebab pasarnya tembus hingga manca negara. Dan budidaya kepiting ini diakui sebagai alternatif aktifitas penyambung nafkah keluarga saat tidak bisa memproduksi garam.