Mobil Operasional Gagal, Dana Jasmas DPRD Jombang malah Naik Diam-diam | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Mobil Operasional Gagal, Dana Jasmas DPRD Jombang malah Naik Diam-diam

Editor: nur s
Wartawan: adi s
Jumat, 26 Agustus 2016 11:22 WIB

Gedung DPRD Jombang

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Carut marutnya sejumlah pelayanan publik di Kota santri, disinyalir karena buruknya sistem pemerintahan yang ada. Banyak kebijakan yang ditelurkan, tidak berpihak kepada masyarakat. Namun cenderung untuk mengeruk keuntungan pribadi. Sinergitas buruk antara Birokrasi dan Legislatif diungkap oleh Direktur Kopiah Nusantara, Mahmudi Faton. Menurutnya sorotan miring publik terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Jombang serta DPRD Jombang menjadi salah satu barometer.

“Bisa dilihat akhir-akhir ini sorotan publik cukup tajam, dari riuhnya dugaan pengkondisian LKS yang memaksa Kopiah Nusantara turun tangan namun hingga kini belum ada kejelasan sikap dari pemerintah setempat. Serta, alih-alih salah satu bentuk progam pemberdayaan yang didanai DD dan APBD, ratusan ibu-ibu PKK plesir ke Jakarta, hingga proses pengurusan e-KTP yang amburadul,” terang Mahmudi, Kamis (25/8).

(BACA: Pengondisian Tender Pengadaan LKS Dibongkar, Guru SD Ungkap Bobroknya Sistem di Disdik Jombang)

Ditambahkan, ketimpangan ini kian mencolok dengan kinerja DPRD Jombang yang setali tiga uang. Para anggota dewan yang seharusnya menjadi pengontrol dalam jalannya roda pemerintahan, berubah fungsi dan mendukung sejumlah kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat.

Salah satunya menurut mantan ketua umum PMII Jombang ini, adalah permintaan untuk menambah mobil dinas untuk para wakil rakyat. Tidak hanya itu, dalam Perubahan APBD 2016, dewan juga kembali meminta untuk dimanjakan dengan pengajuan penambahan alokasi dana Jasmas (jaring aspirasi masyarakat).

“Informasi yang kami terima, permintaan mobil dinas tidak bisa diloloskan karena terbentur aturan. Namun poin untuk penambahan Jasmas yang disetujui,” ujar pria berdarah Madura ini. Dia merinci ada penambahan Jasmas Rp 200 juta secara merata. Baik dari unsur pimpinan, ketua fraksi, ketua komisi hingga anggota.

(BACA: Warga Kumpulkan Koin untuk 'Belikan' Anggota DPRD Jombang Mobil Operasional)

Semula, untuk anggota mendapat jatah Jasmas Rp.500 juta menjadi Rp. 700 juta, Ketua Komisi dari Rp.600 juta menjadi Rp.900 juta. Jatah Ketua Fraksi sendiri pun demikian. Dari Rp.750 juta menjadi Rp.950 juta. Sedangkan untuk Wakil Ketua, dari Rp.1 Miliar bertambah menjadi Rp.1,2 Miliar. Untuk porsi Ketua Dewan yang semula Rp.1,1 Miliar kini bertambah menjadi Rp.1,3 miliar.

Mahmudi menilai sense of social sudah tidak ada lagi di hati para pemegang kebijakan di Jombang. Pihaknya mensinyalir ada praktik kotor yang akan dilakukan sejumlah oknum anggota dewan.

“Jasmas yang dikucurkan nantinya akan dicairkan dalam bentuk non fisik. Dalam artian para anggota dewan ini diharuskan menggandeng lembaga-lembaga berbadan hukum yang sudah berdiri lebih dari 3 tahun. Lembaga yang nantinya mendapat bantuan tersebut akan mengalokasikan jasmas dalam bentuk pelatihan dan pemberdayaan. Namun informasi yang kami kantongi, ada sejumlah oknum yang tetap akan mencairkan jasmas tersebut dalam bentuk pekerjaan fisik. Inilah yang akan kami lakukan pengawalan,” pungkas Mahmudi.

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video