Menengok Nasib PKL Gresik (1): Kerap Diobrak Satpol PP, Tapi Tak Diberi Solusi Pasti | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Menengok Nasib PKL Gresik (1): Kerap Diobrak Satpol PP, Tapi Tak Diberi Solusi Pasti

Editor: choirul
Wartawan: syuhud almanfaluti
Kamis, 27 Oktober 2016 09:37 WIB

Petugas tim gabungan ketika tertibkan PKL Pasar Baru Gresik. foto: syuhud/ BANGSAONLINE

GRESIK-BANGSAONLINE.com - Sebuah wilayah yang tumbuh pesat indutrialisasi, baik industri pariwisata, industri produk (pabrik) dan sejenisnya, maka wilayah tersebut tidak akan bisa terlepas dari tumbuhnya PKL (pedagang kaki lima).

Mereka akan berlomba-lomba mengais rezeki dari luberan hasil kekayaan yang dihasilkan dari industrialisasi tersebut. Di mana, para pekerja di sana membutuhkan berbagai kebutuhan yang sifatnya mendesak seperti makanan.

Fenomena inilah yang ditangkap oleh para PKL untuk mengais rezeki. Sehingga, mereka terkadang nekat berjualan di tempat terlarang.

Seperti halnya di Kabupaten Gresik. PKL tumbuh subur di mana-mana. Terlebih di sentra-sentra perekonomian.

Kondisi inilah yang kerap dianggap menimbulkan persoalan sosial. Sebab, tak jarang dari PKL yang berjualan di tempat-tempat terlarang, seperti di atas trotoar, bahu jalan dan tempat lain yang sangat mengganggu ketertiban umum.

Kalau sudah demikian, maka para PKL tersebut tidak akan bisa lepas dari aksi razia yang dilakukan oleh polisinya Pemkab Gresik atau Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja), dengan dalih aktivitas mereka melanggar Perda (peraturan daerah).

PKL dan Satpol PP sampai diibaratkan "Tom and Jerry (kucing dan tikus)". Mereka saling kejar-kejaran untuk mempertahankan egoisitas dan rasa lapar.

Kalau ditilik lebih jauh, maka persoalannya cuma dua. Satpol PP selaku penegak Perda dan PKL mencari makan. Namun, dua persoalan tidak saling berbanding lurus tersebut selama ini tidak pernah ada solusi tepat.

Terbukti, pasca PKL diobrak dari tempat terlarang, Pemkab Gresik berdalih dihadapkan sulitnya mendapatkan lahan relokasi PKL. Sehingga, kondisi memilukan tersebut terus berotasi dan seolah-olah menjadi tradisi bertahun-tahun.

PKL saat diobrak Satpol, tiarap. Kemudian, setelah tidak ada obrakan mereka muncul perlahan namun pasti seperti jamur merang di musim hujan.

Lalu sampai kapan fenomena tidak mendidik itu terus dibiarkan berlarut?

Konon, Presiden RI ke-7, Joko Widodo semasa masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta, terkenal memiliki tangan dingin dan hati lembut dalam membina PKL di wilayahnya. Sehingga, setiap ada gejolak PKL ketika Jokowi, begitu panggilan akrabnya turun, PKL pun nurut dan bersedia mengikuti arahan Jokowi agar berjualan di tempat yang telah disediakan.

Tangan terampil Jokowi dan kedekatannya dengan orang kecil itulah yang membuat dia sukses memimpin Surakarta dan mendapatkan berbagai penghargaan dari luar negeri.

Di antaranya, dari sejumlah nama Wali Kota di penjuru dunia yang masuk sepuluh besar, Jokowi masuk di peringkat tiga, di bawah Azkuna wali kota Bilbao Spanyol dan Lisa Scaffidi Wali Kota Perth Australia.

Kemudian, World Mayor Project menyebut keberhasilannya mengubah Surakarta dari kota yang banyak tindak kriminal menjadi pusat seni dan budaya, yang kemudian berhasil menarik turis internasional untuk datang.

Sementara Kepala Diskop UKM dan Perindag (Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan) Pemkab Gresik, Moh. Najikh kepada BANGSAONLINE.com baru-baru ini menyatakan, pihaknya telah berupaya maksimal untuk malakukan penanganan PKL di Kabupaten Gresik. Hanya saja, Diskop masih dihadapkan beberapa kendala. Di antaranya, lahan untuk relokasi.

Namun, demikian tambah Najikh, pihaknya telah lakukan beberapa langkah untuk menampung PKL agar tidak berjualan liar di tempat terlarang. "Kami telah buat sentra PKL di Jalan Kapten Dulasim, Kebomas, Gelora Joko Samudro dan lainnya," kata Najikh. (m. syuhud almanfaluty)

 

 Tag:   PKL Gresik

Berita Terkait

Bangsaonline Video