Suara Nyinyir Maju Pilgub 3 Kali, Khofifah Pantang Nyerah: Ini Faktor Langit
Editor: EM Mas'ud Adnan
Wartawan: --
Selasa, 24 Juli 2018 21:44 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jawa Timur akhirnya menetapkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak sebagai pemenang pemilihan gubernur-wakil gubernur Jawa Timur, Selasa malam (24/7/2018). Pada pilgub yang berlangsung 27 Juli 2018 lalu itu pasangan Khofifah-Emil menang dengan raihan suara 10.465.218 suara (53,55 persen). Sedang pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarnoputri meraih 9.076.014 suara (46,45 persen).
“Ini faktor langit,” kata Khofifah di depan para kiai dan pendukungnya. Menurut dia, banyak sekali upaya-upaya untuk mengalahkan dirinya dalam pilgub. Ia sadar ternyata dalam pilgub tak cukup hanya kampanye mencari suara. Karena banyak sekali upaya dari berbagai arah untuk melemahkan dirinya. Meski demikian ia tak mau mengungkap apa yang dimaksud. Ia justru bersyukur karena ternyata Allah SWT memenangkan.
BACA JUGA:
Khofifah Hadiri Peringatan Maulid Nabi dan Pelantikan Muslimat NU Tuban
Bersama Cabup Halindra Blusukan ke Pasar Tradisional Tuban, Khofifah Banjir Doa dan Dukungan
Ziarah ke Makam Gubernur Jatim M Noer di Sampang, Cipung Apresiasi Kinerja Khofifah Periode Pertama
Khofifah Dukung Aspirasi Pedagang, Pertahankan Pasar Tradisional Srimangunan Sampang
Pada pilgub 2018 Khofifah terhitung running yang ketiga kalinya. Awalnya, sempat muncul respon nyinyir dari sebagian masyarakat. ”Nanti akan ada rekor luar biasa jika Khofifah kalah lagi. Inilah calon gubernur tiga kali kalah terus,” demikian antara lain inti sindiran di media sosial.
Tapi Khofifah pantang menyerah. ”Kita disebut kader (Muslimat NU) jika kita pantang menyerah dan tak mengenal putus asa," tegas Khofifah dalam pidatonya saat itu.
Tapi suara nyinyir makin ramai bermunculan. Meski tak banyak, di internal NU dan Muslimat juga muncul penentangan. Di jajaran PWNU Jawa Timur bahkan terang-terangan menolak Khofifah. Para kiai struktual NU itu juga secara vulgar mendukung Gus Ipul. Bahkan ketika Khofifah mau sowan ke PWNU ditolak mentah-mentah.
Khofifah memang dramatis setelah tiga kali running pilgub. Dulu pada pilgub 2008 Khofifah yang saat itu berpasangan dengan Mudjiono (Kaji) kalah melawan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang disingkat Karsa. Pilkada Jatim 2008 itu bahkan digelar tiga putaran (23 Juli 2008, 4 November 2008, dan 21 Januari 2009). Beberapa pihak menilai jika sejatinya Khofifah menang pada pilgub 2008 itu, tapi “dikalahkan” oleh penguasa.
Apalagi 2008 itu mayoritas quick count memenangkan Khofifah. Bahkan laporan dari beberapa media saat itu, Pakde Karwo sempat mengeluarkan ucapan selamat kepada Khofifah, sedang tim Khofifah sempat melakukan sujud syukur merayakan kemenangan.
Namun saat itu terjadi peristiwa politik luar biasa. Hasil rekapitulasi KPU Jatim justru memenangkan pasangan Soekarwo-Gus Ipul dengan selisih sangat tipis. Tentu saja Khofifah tak menerima. Ia menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ia melaporkan berbagai kecurangan terstruktur, sistematis, dan massif terutama di daerah Bangkalan dan Sampang. MK mengabulkan. Pilgub pun diulang untuk sebagian wilayah Madura itu. Namun Khofifah tetap kalah atau lebih tepatnya dikalahkan.
Pada Pilgub 2013 Khofifah kembali running. Kali ini Khofifah berpasangan dengan Herman Surjadi Sumawireja. Lagi-lagi Khofifah berhadapan dengan Soekarwo-Gus Ipul (Karsa II). Kali ini jalan Khofifah lebih terjal lagi. Khofifah dikerjai lewat pengangkangan kekuasaan lewat parpol. Khofifah hampir tak punya kendaraan. Khofifah hampir tak dapat parpol karena diborong Karsa II.
Simak berita selengkapnya ...
sumber : MMA