Tak Dikehendaki 'Mega', Ketua DPRD Kota Mojokerto Terancam Dicopot | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tak Dikehendaki 'Mega', Ketua DPRD Kota Mojokerto Terancam Dicopot

Editor: rosihan c anwar
Wartawan: yudi eko purnomo
Senin, 22 September 2014 20:18 WIB

Yunus Suprayitno. Foto: yudi eko purnomo/BANGSAONLINE

MOJOKERTO (bangsaonline)

Posisi Ketua DPRD Kota Mojokerto, Yunus Suprayitno yang baru seumur jagung terancam dicopot. Kabar perecallan Yunus yang baru dilantik sebagai ketua parlemen setempat pada Selasa 9 September lalu, muncul pascaturunnya surat internal DPP partai berlambang banteng gemuk, yang tampaknya tidak menghendaki Ketua DPC Kota Mojokerto mengisi kursi legislatif.

Informasi beredar, DPP pimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, lebih memilih Purnomo, yang tak lain adalah fungsionaris partai mengisi kursi panas ini. Purnomo sendiri saat ini menduduki posisi Ketua Fraksi di Dewan setempat.

Turunnya surat DPP, tak ayal membuat gerah para fungsionaris partai bawah pimpinan Megawati ini. Diam-diam, sejumlah pengurus menggelar rapat terbatas di ruang ketua Dewan, siang kemarin. Rapat yang diikuti Purnomo, Suliyat serta beberapa anggota Dewan dari itu, tampak dipimpin Yunus sendiri.

"Ya demikianlah, ada surat itu. Nantilah siang-siang akan ada rapat," tutur Purnomo, ketika ditanyai kebenaran informasi ini.

Purnomo yang terkesan menghindar tak bisa menutup-nutupi fakta penunjukan dirinya sebagai ketua DPRD.

Munculnya surat penentuan porsi ketua Dewan oleh ini, tak ayal menimbulkan berbagai spekulasi. Salah satunya, adalah vakumnya jabatan Ketua Dewan yang berimplikasi luas terhadap kinerja pemerintahan menjelang agenda Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).

"Yang dampaknya akan luas karena pengajuan SK yang baru, harus dilakukan. Dan itu harus persetujuan Gubernur, yang paling tidak butuh setahun untuk itu," papar mantan Ketua DPRD Kota Mojokerto, Mulyadi.

Ditemui terpisah, Yunus Suprayitno tidak membantah adanya SK DPP yang menghendaki pengurusnya menduduki jabatannya. "Memang ada suratnya. Tapi SK itu kan baru diterima sekarang, jadi telat," ujarnya.

Yunus mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan DPP terkait keputusan itu. "Saya sudah berkoordinasi, dan tidak ada masalah dengan yang sekarang," tambahnya.

Soal penunjukan anak buahnya itu, Yunus mengatakan kemungkinan karena

salah ketik. "Mungkin saja itu salah ketik seperti di Sidoarjo dan Batu. Yang diurusi kan banyak se Indonesia," pungkasnya.

 

 Tag:   PDIP

Berita Terkait

Bangsaonline Video