Harga Kedelai Naik, Produsen Tempe dan Tahu di Tuban Kelimpungan
Editor: Revol
Wartawan: Suwandi
Selasa, 10 Maret 2015 20:19 WIB
“Merosotnya penjualan itu sudah pasti berpengaruh langsung pada perolehan keuntungan. saat ini paling banter hanya mampu memperoleh laba kotor Rp 100 ribu – Rp 200 ribu per-hari dari penjualan tempe dan tahu. Bersihnya, tak sampai Rp 20 ribu yang saya dapat,” ungkapnya.
Produsen tempe dan tahu yang lain, Solikin, juga tak jauh beda nasibnya dengan Tri Wulyani. Ia mengaku cemas usahanya bakal gulung tikar jika harga kedelai terus naik. Dengan tingginya harga kedelai ini, ia berharap Pemerintah memperlunak kebijakan impor kedelai, agar harga kedelai bisa lebih murah. Selain itu, meminta Pemerintah kembali memberikan subsidi kedelai untuk usaha mikro.
“Ya kami berharap pada Pemerintah kasih subsidi pada produsen kecil seperti kami ini. Dulu waktu harga kedelai naik disubsidi, sekarang kok tidak ya,” keluh Solikin
Sementara itu, informasi dari sejumlah produsen tempe dan tahu rumahan, selama ini mereka memproduksi tahu tempe menggunakan kedelai impor dari Tiongkok untuk bahan bakunya. Menurut mereka, kedelai impor lebih menguntungkan lantaran butirannya besar dan lebih putih. Sementara kedelai lokal, selain butirannya kecil juga agak kehitam-hitaman.