GRESIK, BANGSAONLINE.com - Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani bersama istrinya, Nurul Haromaini, memanen jeruk nipis di Desa Kebonagung, Kecamatan Ujungpangkah, Jumat (4/3/22).
Di sela-sela panen, bupati juga bercengkerama dengan para petani untuk menampung unek-unek mereka. Khususnya terkait harga jual jeruk nipis yang kini anjlok di kisaran Rp 800-900 per kg.
BACA JUGA:
- Ditutup 28 Mei, Tinggal Gus Yani yang Belum Kembalikan Form Pendaftaran Bacabup di PKB Gresik
- Libatkan Santri dan Siswa SMA, Polres Gresik Gelar Sosialisasi Bahaya Narkoba
- Pimpin Upacara Harkitnas 2024, Bupati Gresik Bacakan Amanat Menkominfo
- Jelang Pilkada Gresik 2024, DPP PDI Perjuangan Undang Gus Yani dan Bu Min ke Rakernas
Menyikapi keluhan petani, bupati mengaku sangat menyayangkan anjloknya harga jeruk nipis. Menurutnya, jeruk nipis asal Desa Kebonagung sangat potensial untuk diekspor.
Ia mengungkapkan, beberapa pasar luar negeri seperti Malaysia dan Singapura tertarik membeli jeruk asal Gresik. Namun, saat ini baru terealisasi beberapa ton untuk dikirim ke kedua negara tersebut.
Untuk itu, bupati mengajak petani menyiapkan strategi pengembangan. Diketahui, setiap bulannya Desa Kebonagung mampu menghasilkan 2-3 ton buah jeruk nipis per hektare.
"Dengan kapasitas yang besar ini, perlu adanya strategi pengembangan. Salah satunya adalah jangkauan pasar yang tidak hanya di lokal, tetapi hingga ke luar negeri. Tentunya dengan pendampingan terus menerus dan berkelanjutan, serta selalu aktif berkomunikasi dengan para atase untuk diberikan kesempatan promosi dan berlanjut sampai mendapatkan buyer di Singapura dan Malaysia," terangnya.