Lestarikan Makanan Tradisional, ini yang Dilakukan Kafe Ubi dan Mahasiswa FISIP UMM

Lestarikan Makanan Tradisional, ini yang Dilakukan Kafe Ubi dan Mahasiswa FISIP UMM Penyerahan hadiah kepada pemenang lomba masak berbahan ubi.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Guna melestarikan ubi sebagai salah satu makanan tradisional Indonesia, mahasiswa praktikum FISIP (UMM) bekerja sama dengan Kafe Ubi Desa Pandanrejo Kota Batu menggelar makan ubi bersama, Minggu (24/7/22). Selain itu, para mahasiswa juga mengadakan  di lapangan desa setempat.

"Ubi merupakan salah satu ikon makanan tradisional Indonesia yang harus dilestarikan. Itu sebabnya kami bekerja sama dengan kafe ubi menggelar makan ubi bersama sekaligus senam sehat bersama masyarakat," ujar Dewi Fith, ketua pelaksana event senam sehat dan makan ubi bersama, Minggu (24/7/22) pagi.

Baca Juga: Mahasiswa PMM UMM Gelar Konseling Peningkatkan Potensi Anak di Panti Asuhan Al-Akhlaqul Karimah

Acara ini merupakan rangkaian kegiatan praktikum mahasiswa semester 6 FISIP UMM di kafe ubi yang sudah berlangsung tiga bulan. Tim praktikum ini dinamai shankara yang beranggotakan 8 mahasiswa.

"Sebelum acara makan ubi bersama ini, kemarin kami juga sudah menggelar acara masak bersama berbahan baku ubi yang diikuti beberapa kelompok warga setempat. Alhamdulillah mereka sangat antusias," ungkap Dewi.

Baca Juga: Dampak Positif dan Negatif Era Revolusi Industri 4.0 dalam Hal Komunikasi

Dalam lomba masak itu, peserta wajib membuat menu utama dan makanan penutup. Alhasil, peserta berhasil membuat susi ubi sebagai menu utama. Selebihnya berupa roti ubi (rosibi), mochi, lumpur, dan puding ubi sebagai makanan penutup.

Rencananya, panitia juga menggelar lomba foto bertemakan kafe ubi. Syaratnya, pengunjung wajib mengambil objek di area kafe ubi dan hasilnya diunggah ke Instagram. Lomba foto ini berlangsung mulai Senin (25/7/22) hingga 31 Juli mendatang.

Kafe ubi sendiri terletak di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Kafe Ubi merupakan kafe wisata yang ramah lingkungan dan memunculkan inovasi baru yang bernuansa zaman dahulu dengan hidangan ala desa.

Baca Juga: Berdayakan Warga Gledug, Tim PMM UMM Berikan Pendampingan Pembuatan Kue

Dinamakan kafe ubi karena ada banyak tumbuhan ubi di sekitar kafe ini. Selain itu, di kafe ini juga ada menu ubi rebus bagi yang menghendakinya. Namun, menu yang paling laris setiap harinya yaitu ‘menu sawah’ yang dibanderol dengan harga Rp9.000 yang terdiri dari nasi, sayur rebus, ikan asin, tempe goreng, terong goreng, dan sambal.

Selain menu sawah, terdapat menu tambahan seperti ikan gurami, ikan mujair, pepes tuna, ayam, udang, jamur, telor, dan nasi bakar. Di kafe ubi juga ada camilan seperti stik kentang, sosis, dumpling, tahu crispy, pisang bakar, kolak, dan jagung keju ada juga minuman seperti kopi, jahe panas, wedang uwuh, detox water, dan aneka jus buah.

Baca Juga: Dirikan ULD, Disnaker Kabupaten Malang Teken Perjanjian dengan Unibraw dan UMM

Kafe ini juga didesain langsung oleh si pemilik, yaitu Suhartini. Mulai dari peletakan gazebo, hingga peletakan meja meja dan spot foto untuk para pengunjung.

Berbagai macam tanaman juga telah di tata rapi oleh pemilik kafe ubi. Bahkan tanaman yang ditata rapi tersebut telah dirawat sendiri oleh pemilik.

Kafe ubi ini juga memiliki pemandangan alam persawahan yang segar dan juga pemandangan pegunungan sehingga dapat dijadikan sebagai spot foto. (asa) 

Baca Juga: PMM, Mahasiswa Unmuh Gelar Sosialisasi Operasional BUMDes di Desa Panggung Rejo Malang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO