LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan mempunyai cara tersendiri dalam menangani sampah. Melalui inovasi Samtaku, "Sampahku Tanggung Jawabku", Lamongan sukses menangani masalah sampah hingga 70% dengan menyisakan residunya saja.
Melihat keberhasilan yang dilakukan oleh Lamongan, Selasa (16/8/2022), Green Team dari Perwakilan Pejabat Politik dan Ekonomi di Surabaya, Amerika Serikat melakukan kunjungan ke TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) Samtaku (Sampahku Tanggung Jawabku) Lamongan.
BACA JUGA:
- Pulang Merantau, Pria di Surabaya Ditemukan Tewas Gantung Diri
- Gandeng LCH, Pemkab Lamongan Kembangkan Pengelolaan Showroom Produk Unggulan
- Hadiri Festival Kupatan di Tanjung Kodok, Bupati Lamongan: Upaya Lestarikan Tradisi Leluhur
- Permudah Warga Peroleh Air Bersih Jelang Lebaran, PDAM Lamongan Launching SPAM Mojolagres
Dalam kunjungan itu, green team ingin mengadopsi cara yang dilakukan Kabupaten Lamongan dalam menangani permasalahan sampah. Green Team sendiri merupakan tim Amerika Serikat di Surabaya yang fokus ke program-program perbaikan sistem dalam lingkup lingkungan di Surabaya.
Sejak diresmikannya TPST Samtaku Lamongan itu, menurut Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, selain menjadi tempat pengelolaan sampah Samtaku juga sebagai tempat edukasi kepada masyarakat maupun pelajar.
"Tahun 2020 kita sudah mulai beroperasi, dan dari awal kita tidak hanya dalam pengelolaan dan pemilahan sampah saja. Tapi lebih dari itu, Samtaku ini kita jadikan sebagai tempat edukasi kepada masyarakat, pelajar, siswa untuk bagaimana mengelola sampah," tutur Bupati Yuhronur.
Selain menjalankan Samtaku, tambah Yuhronur, Lamongan juga menggerakkan bank sampah yang lebih dari 900 yang tersebar di seluruh Lamongan.
"Kita juga punya bank sampah, yang efektif dan berjalan dengan baik. Ini termasuk dalam suatu sistem dengan kegiatan di Samtaku ini, saat ini kisaran sekitar 900, atau diperkirakan hampir 1000 tapi yang efektif 900 bank sampah yang ada di Lamongan ini," tambahnya.
Lebih lanjut, Yuhronur juga membagikan kendala-kendala yang dialami saat mengoperasionalkan Samtaku ini. "Kendala-kendala yang kita hadapi memang ada di sarana-prasarana untuk pengangkutan sampah dari masyarakat ke tempat ini. Dan juga kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di pinggir jalan maupun sungai," lanjutnya.
Klik Berita Selanjutnya