Geliat Wisata Alam Alaska Kediri

Geliat Wisata Alam Alaska Kediri Suasana Wisata Alam Alaska Kediri. Foto: MUJI HARJITA/BANGSAONLINE

Setelah melalui sejumlah perundingan, akhirnya para pedagang boleh berjualan lagi, tapi harus di luar kawasan Alaska. Karena tidak seramai pada awal-awal Alaska dibangun, akhirnya banyak pedagang yang memilih menutup warungnya karena sepi pengunjung.

Setelah itu, lanjut Wati, para pedagang mulai boleh berjualan di dalam kawasan hutan Alaska sekitar setahun lalu. Namun, mereka dilarang membangun warung secara permanen. 

Dengan berkurangnya pedagang dari 40 orang, ia memperkirakan sebanyak 16 pedagang yang masih bertahan dengan kondisi sepi pengunjung.

"Kalau saya dari dulu selalu berjualan makanan tradisional seperti nasi tiwul, ketan, cenil, klepon dan kerupuk pecel serta minuman kemasan," pungkasnya seraya berharap Alaska bisa ramai lagi seperti dulu.

Sementara itu, salah satu pengurus Alaska, Dwijo, membenarkan bahwa dulu sempat ada konflik terkait pengelolaan dengan kelompok pecinta lingkungan. Tapi, sekarang konflik itu sudah mereda dan Alaska mulai berbenah kembali.

"Alhamdulillah, sudah setahun ini, kami sudah bisa membuka Alaska lagi untuk para pengunjung. Tapi harus kami akui, jumlah pengunjung tidak seramai dulu lagi, mungkin ini dampak dari pandemi Corona dulu dan dampak adanya konflik pengelolaan wisata Alaska dulu," ucapnya.

Ia berharap, pengunjung Alaska bisa kembali ramai seperti dulu. Dengan ramainya pengunjung, tentunya pendapatan pedagang makanan dan minuman bisa kembali normal.

"Untuk masuk Alaska, pengunjung hanya ditarik uang parkir Rp3 ribu untuk sepeda motor dan Rp5 ribu untuk kendaraan roda empat. Sedangkan untuk masuk kawasan wisata Alaska, pengunjung boleh memberi uang secara sukarela. Tidak memberi-pun, juga tidak apa-apa," tuturnya. (uji/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO