Bupati Kediri Sampaikan Duka Mendalam atas Tewasnya Santri dari Banyuwangi

Bupati Kediri Sampaikan Duka Mendalam atas Tewasnya Santri dari Banyuwangi Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, saat memberi keterangan kepada wartawan. Foto: Ist

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Mendengar kasus tewasnya santri berinisial B (14) asal Banyuwangi di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Mojo, Bupati , Hanindhito Himawan Pramana, bergerak cepat menyikapi permasalahan tersebut.

Berdasarkan hasil penyelidikan, dugaan mengerucut adanya kejadian kesalahpahaman antara para tersangka dengan korban B. Sehingga kejadian ini berakibat penganiayaan terhadap korban secara berulang.

Menyikapi hal itu, orang nomor satu di Kabupaten secara langsung melakukan koordinasi dengan Kapolres Kota, AKBP Bramastyo Priyaji, hingga mengawal keadilan atas kejadian tersebut.

“Saya telah mendapatkan kabar mengenai meninggalnya salah satu santri di salah satu Pesantren yang berada di Mojo, Kabupaten ,” kata pimpinan daerah yang akrab disapa Mas Dhito itu, Rabu (28/2/2024).

Setelah mendengar kabar itu, sebagai orang tua sekaligus Bupati , ia turut menyampaikan ucapan bela sungkawa terhadap keluarga korban.

“Saya mengucapkan turut berbela sungkawa atas kejadian tersebut. Semoga korban di terima di sisi Allah SWT dan keluarga korban yang ditinggalkan diberikan kesabaran,” tuturnya.

Diakui Dhito, pihaknya sangat menyayangkan peristiwa yang terjadi kurang lebih pada Jumat sepekan lalu tersebut. Mengingat keberadaan pondok pesantren sebagai salah satu ruang untuk membentuk akhlak dan karakter generasi bangsa.

Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya beberapa hari belakangan terus melakukan komunikasi intens dengan Kapolres Kota guna mengawal tindak keadilan dari peristiwa ironis tersebut.

“Kami akan terus mengawal keadilan atas peristiwa ini,” terang bupati berusia 31 tahun itu.

Dhito menyebut Pemerintah Kabupaten dalam waktu dekat juga akan bekerja sama dengan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) baik tingkat kabupaten maupun provinsi.

Hal itu dilakukan sebagai upaya pemerintah daerah untuk mengantisipasi adanya penyimpangan terhadap berbagai gangguan norma dan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, terutama di lingkungan pondok pesantren.

“Ke depan, untuk mencegah hal serupa terulang kembali, Pemerintah Kabupaten akan bekerjasama dengan Rabithah Ma'ahid Islamiyah untuk mensosialisasikan anti kekerasan hingga bullying terhadap santri di lingkup pondok pesantren,” jelas bupati yang kini telah menjabat selama 3 tahun itu.

Sementara itu, Kapolres Kota, AKBP Bramastyo Priaji, mengatakan sudah mengamankan 4 santri yang menjadi tersangka atas kasus penganiayaan. Empat santri itu berinisial MN (18 tahun), asal Sidoarjo; MA (18), asal Kabupaten Nganjuk; AF (16), asal Denpasar, Bali; dan AK (17), asal Surabaya.

Pun demikian, kendati kasus juga telah dilaporkan ke pihak berwajib di Banyuwangi, Bramastyo tetap menindaklanjuti dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di dan meminta keterangan sejumlah saksi.

“Saat ini sedang dalam proses pemeriksaan saksi-saksi, bekerjasama dengan Polresta Banyuwangi,” pungkasnya. (adv/pkp)

Lihat juga video 'Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan Warnai Peringatan Hari Bumi dan Hari Air Dunia di Kota Kediri':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO