Buka Sampai Subuh di Trotoar Jalan dan Alun-Alun, Nasi Boran Khas Lamongan Maknyus, Murah Meriah

Buka Sampai Subuh di Trotoar Jalan dan Alun-Alun, Nasi Boran Khas Lamongan Maknyus, Murah Meriah Penjual nasi boran di pinggir jalan Kota Lamongan Jawa Timur. Foto: bangsaonnline

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com – Jika Anda pergi ke Jawa Timur sebaiknya Anda menyempatkan waktu untuk menyicipi atau boranan. Kuliner khas ini sangat enak dan maknyus. Dan yang penting lagi murah meriah.

Anda juga tak sulit mencarinya. Karena ibu-ibu penjual itu bertebaran di kota . Mereka membuka lapak di sepanjang trotoar jalan raya kota .

Selain di area pinggir jalan raya, para penjual juga banyak bertebaran di alun-alun kota .

Apalagi kalau malam hari. Mereka bertebaran di kota . Tepatnya sejak maghrib, pukul 17. 30 WIB. Mereka baru tutup sekitar pukul 4 pagi, Subuh.

“Sampai pukul 3 atau 4,” kata seorang ibu muda penjual di trotoar jalan raya jurusan Surabaya kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (9/5/2024).

Nasi boran. Foto: bangsaonnline

Pembelinya duduk di sekitar penjual nasi itu. Ada kalanya duduk di tempat duduk ukuran pendek atau lesehan di tikar kain yang sudah disediakan. 

Tapi para pembeli di pinggir jalan raya harus hati-hati. Karena letak penjual itu dekat sekali dengan jalan raya. Jika mobil besar melintas dengan kecepatan tinggi tak jarang menyebabkan debu beterbangan sehingga hinggap di piring nasi.

Berapa harga sepiring ? Tergantung lauk pauknya. Harga aslinya berkisar Rp 12.000. Itu sudah termasuk lauk pauknya, yang terdiri dari tahu, dadar jagung, sayur kecambah, kangkung, rempeyek dan sebagainya. Tentu plus kuah yang khas itu.

Nah, murah sekali kan? Tapi jika Anda menambah lauk pauk, maka harganya bertambah. Sesuai tambahan lauk pauknya.

Lauk pauknya tinggal milih. Ada telur muda (sate uritan), paru goreng, telur asin, ikan bandeng, telur dadar, ayam goreng, tempe, dan lainnya.

Salah satu kekhasan adalah kuahnya. Yang rasanya agak pedas. Bahannya terdiri dari lengkuas, jahe, terasi, jeruk purut, cabe rawit yang direbus, beras mentah yang direndam sebagai pengental, parutan kelapa, bawang merah, bawang putih, merica, gula, serta garam.

Dilansir Kompas, yang juga membuat khas dan berbeda dengan nasi lainnya karena adanya tambahan empuk, pletuk, dan ikan sili. Empuk terbuat dari tepung terigu yang dibumbui lalu digoreng. Sedangkan pletuk adalah nasi yang dikeringkan atau kacang yang dibumbui lau digoreng. Nama pletuk diambil dari bunyi saat makanan itu dikunyah.

Ikan sili merupakan salah satu lauk musiman yang harganya cukup mahal. Ikan sili dulu dikenal sebagai ikan hias. Tentu harganya lebih mahal dibandingkan daging ayam. Bentuknya panjang seperti belut dan durinya hanya ada di bagian tengah.

Selain itu juga ditambahkan urapan sayur segar yang diberi urapan parutan kelapa plus sambal. Baru kemudian dilumuri oleh bumbu kuah khas yang memberikan rasa pedas.

Konon, itu muncul sejak tahun 1945 hingga 1950. Semula itu untuk upacara atau hajatan masyarakat. Namun kemudian berkembang.

Kata boran berasal dari tempat atau wadah nasi khas itu. Wadah itu terbuat dari anyaman bambu yang digendong dengan selendang di punggung sang penjual.

Semula, boran juga digunakan oleh perempuan untuk mengirim bekal ke sawah atau untuk membawa barang.

Ternyata kini boran menjadi nama nasi khas . Bahkan menjadi milik atau hak paten Pemkab karena sudah disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM, diamping soto .

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO