Pj Wali Kota Kediri Paparkan Penanganan AIDS hingga Malaria

Pj Wali Kota Kediri Paparkan Penanganan AIDS hingga Malaria Pj Wali Kota Kediri, Zanariah, saat mengikuti lokakarya. Foto: Ist

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pj Wali Kota Kediri Zanariah memaparkan penanganan , tuberkolosis, dan malaria dalam Lokakarya Penyusunan Dokumen Perencanaan Pencegahan Penanggulangan -Tuberkolosis-Malaria (ATM) yang digelar Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes), Senin (15/7/2024).

"Kota Kediri terdiri dari 3 kecamatan dan 46 kelurahan dengan jumlah penduduk 289.419 jiwa dengan angka rasio ketergantungan sebesar 43,19%. Ketersediaan layanan kesehatan di Kota Kediri keseluruhan ada 13 rumah sakit. Terdiri dari tiga 3 RS tipe B, 7 RS tipe C, dan 3 RS tipe D lalu ada 9 puskesmas, dan 25 puskesmas pembantu," urai Zanariah.

Terkait layanan dokter, ia menyebut jumlah tenaga medis spesialis sebanyak 241 dokter spesialis yang tersebar di 13 rumah sakit, serta 20 dokter spesialis yang bertugas di beberapa klinik kesehatan. 

Dikatakan olehnya, rumah sakit yang memiliki jumlah dokter spesialis terbanyak berada di RSUD Gambiran 45 dokter, dan RS Bhayangkara 41 dokter. Sementara IPM Kota Kediri pada tahun lalu 2023 sebesar 80,97 persen kategori sangat tinggi, berada di atas Nasional dan Jawa Timur dengan Usia Harapan Hidup Kota Kediri 75,74 tahun.

Menurut dia, kondisi stunting Kota Kediri sejak 2022 mengalami penurunan. Pada pelaksanaan gerakan serentak penanganan stunting bulan Juli 2024, jumlah balita stunting 739 balita dengan prevalensi sebesar 5 persen. 

Kemudian, tingkat kemiskinan ekstrem pada 2023 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 1,88 persen. Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada April 2024 sudah mencapai UHC 101 persen, dan untuk angka kematian ibu tahun 2023 tidak ada kasus dan angka kematian balita 0,27 persen. 

"Capaian SPM urusan kesehatan tahun 2023 sebesar 97,62% dari 12 indikator terdapat 4 indikator belum mencapai target. Untuk capaian kesehatan triwulan I tahun 2024 sebesar 41,36%. Dari 12 indikator 6 indikator sudah memenuhi target," kata Zanariah.

Pj Wali Kota Kediri mengungkapkan penemuan kasus HIV di Kota Kediri tahun 2023 sebanyak 160 kasus. Sementara sebaran orang dengan HIV (ODHIV) yang menerima terapi antiretroviral sebanyak 801 orang. 

Jumlah kasus ODHIV per Juni 2024 yaitu sebanyak 2584 orang terdiri dari 2081 orang HIV dan 503 orang , sedangkan jumlah yang meninggal 170 orang. Untuk menanggulangi lonjakan kasus HIV/, pemkot telah mengalokasikan anggaran 10 juta di setiap kelurahan. 

Selain itu, pihaknya juga melakukan berbagai upaya di antaranya penguatan tata kelola, pencegahan, penanggulangan, dan kolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga sosial masyarakat.

"Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan ODHIV. Layanan tes HIV, peringatan hari oleh Warga Peduli , dan sosialisasi HIV/ untuk memperkuat kader," ucap Zanariah.

Selama 2023, terdapat 1380 kasus . Sementara tahun ini sampai dengan Juni, sebanyak 1987 kasus. 

Untuk menanggulangi lonjakan kasus Pemkot Kediri melakukan berbagai upaya. Diantaranya, penguatan tata kelola, pencegahan, penanggulangan, dan kolaborasi dengan perguruan tinggi, lembaga sosial masyarakat serta media massa. 

Kegiatan yang dilakukan di antaranya, workshop update tata laksana sensitif obat (SO) dan resisten obat (RO), rakor penanganan , koordinasi lintas sektor, dan perlibatan media massa.

Sementara jumlah kasus malaria pada 2023 ada 10. Upaya pencegahan dan penanggulangan malaria di Kota Kediri sesuai tata kelola, pencegahan dan penanggulangan, kolaborasi dengan melibatkan media massa.

"Perlibatan media massa dalam peliputan perkembangan kasus malaria dan pelatihan mikroskopis malaria bagi petugas kesehatan yang diselenggarakan oleh BBTKLPP Surabaya," kata Zanariah.

Pj Wali Kota Kediri menambahkan, prestasi yang pernah diraih Kota Kediri seperti sertifikat eliminasi malaria tahun 2014, piagam penghargaan dari Provinsi Jawa Timur tahun 2023 sebagai juara 2 terbaik capaian SPM terduga TB. Berikut inovasi di Kota Kediri yang berkaitan dengan progres ATM.

Yakni, Puskesmas Kota Wilayah Utara dengan Kenali Jaring Obati Terpadu (KEJAR OTT). Puskesmas Campurejo dengan Masyarakat Sadar Lingkungan Sehat Perilaku (MAS DARLING HATIKU), Gerakan Terpadu Pencarian Suspect TB (GERDU CAS TB). 

Lalu, Puskesmas Pesantren II dengan Gerakan Integrasi Deteksi Dini Respon Penyakit Potensi Wabah (GESIT SI ABAH), Puskesmas Ramah ODHA (PRO), Satgas Siap Menjaga Kesehatan Masyarakat (SATE SEJAGAT). Lokakarya juga dihadiri sejumlah pejabat terkait yang terlibat dalam agenda tersebut. (uji/mar)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO