Berkat JKN, Pengobatan Kanker Istri Mudjijana Terjamin

Berkat JKN, Pengobatan Kanker Istri Mudjijana Terjamin Mudjijana. Foto: Ist.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Adanya Program () telah banyak dirasakan manfaatnya masyarakat Indonesia. Biaya pelayanan kesehatan yang tidak murah menjadi momok masyarakat yang benar-benar membutuhkan pelayanan kesehatan.

Manfaat dari Program ini telah dirasakan oleh salah satu peserta dari Blitar, yang sudah tinggal di Nganjuk, Mudjijana. Mudjijana mengatakan bahwa ia merasa sangat terbantu dengan adanya Program .

"Dengan adanya BPJS ini, kami sudah terbantu terutama dalam hal pendanaan. Karena memang biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit," ungkap Mudjijana.

Pria berusia 66 tahun ini menuturkan, hal tersebut bukan hanya omong kosong belaka, tetapi didasarkan pada pengalaman pribadinya.

Meskipun dirinya belum pernah menggunakan dan memanfaatkan secara langsung Program untuk melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan, Mudjijana mengaku tetap membayar iuran secara rutin setiap bulan.

"Kebetulan saya belum pernah menggunakan untuk berobat. Akan tetapi, saya tetap membayar iuran rutin setiap bulan supaya dapat menggunakan . Ini saya lakukan untuk berjaga-jaga di kemudian hari supaya memudahkan dalam hal pembiayaan," ujar Mudjijana.

Mudjijana bercerita, bahwa sang istri, Netty Suryani (59) yang telah memanfaatkan kemudahan Program . Netty menderita penyakit kronis yaitu kanker rahim. Hasil awal laboratorium menyatakan, bahwa terdapat miom yang bersarang di tubuh Netty.

"Awalnya, istri saya merasakan sakit berkepanjangan yang berkaitan dengan penyakit wanita. Akhirnya diperiksakan ke dokter kandungan. Hasilnya, istri saya didiagnosa bahwa terdapat miom di rahimnya," tutur Mudjijana.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Mudjijana tidak menyangka bahwa penyakit yang diderita istrinya menjadi kanker ganas. Istrinya harus menjalani serangkaian pemeriksaan dan perawatan hingga ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan yang lebih memadai di Surabaya.

"Awal diagnosa dari dokter itu miom, setelah pemeriksaan lebih lanjut ternyata sudah menjadi kanker dan bersifat ganas. Sehingga melalui Puskesmas Baron (Kabupaten Nganjuk) dirujuk ke Rumah Sakit Kertosono. Ternyata di Rumah Sakit Kertosono tidak dapat ditangani karena fasilitas, akhirnya diberi rujukan lagi ke Rumah Sakit dr. Sutomo Surabaya," kata Mudjijana.

Mudjijana benar-benar merasa bersyukur dirinya tidak mengeluarkan uang sepeser pun untuk biaya pengobatan dan perawatan sang istri.

"Saya sempat tanya dari sekian banyak pengobatan dan perawatan yang dijalani istri saya apakah ada tambahan biaya, ternyata tidak ada tambahan biaya sama sekali. Saya bersyukur dengan menggunakan BPJS kendala biaya tidak menjadi masalah bagi kami," ujarnya saat ditemui, Senin (22/7/2024).

Sebelum menjadi peserta , Mudjijana sempat mengeluhkan biaya pengobatan istrinya yang tidak sedikit. "Sebelum menjadi peserta , istri saya pernah di rawat di Rumah Sakit Kertosono selama 3 hari. Istri saya memerlukan perawatan transfusi darah hingga menghabiskan biaya sekitar Rp 5juta," ujarnya.

Merasa keberatan dengan biaya pengobatan sang istri, akhirnya Mudjijana memutuskan untuk mendaftarkan dirinya dan istri menjadi peserta . Meskipun menggunakan dengan hak kelas perawatan kelas tiga, ia menuturkan tidak ada pembedaan layanan kesehatan.

"Sebelumnya saya membayangkan adanya perbedaan pelayanan. Saya mendengar isu kalau pakai BPJS akan dibedakan pelayanannya, terlebih lagi peserta yang kelas tiga. Sedangkan untuk pasien umum pasti didahulukan. Ternyata bayangan saya tidak pernah terjadi sama sekali. Pelayanan di rumah sakit semuanya sama dan bagus," tutur Mudjijana.

Mudjijana sangat berterima kasih dengan adanya Program karena telah membantu meringankan biaya pengobatan keluarganya.

"Dengan terbantunya biaya pengobatan yang ditanggung oleh BPJS, kami atas nama keluarga mengucapkan banyak terima kasih," tutup Mudjijana. (uji/bpjs kesehatan)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO