Warga Gelar Kirap Agung Budaya di Candi Dorok

Warga Gelar Kirap Agung Budaya di Candi Dorok Kawasan Candi Dorok, pusat kegiatan untuk menyambut bulan Suro oleh warga setempat. Foto: MUJI HARJITA/BANGSAONLINE

Selain dihadiri ratusan warga, pejabat pemerintah, kegiatan kirab budaya tersebut juga pegiat budaya Deny Widyanarko, yang juga bakal calon Bupati Kediri yang sengaja diundang khusus oleh panitia.

Dalam kesempatan tersebut, Deny berkomitmen akan mendukung pelestarian situs budaya yang ada di Kabupaten Kediri. Menurut bakal calon Bupati Kediri ini, keberadaan situs budaya banyak memberikan pelajaran yang baik dalam kehidupan.

"Kita orang Kediri. Saya sendiri juga senang dengan budaya di Kabupaten Kediri, termasuk situs yang ada di Kabupaten Kediri. Situs-situs memberikan pelajaran kepada kita agar lebih baik, lebih maju dan berdikari sebagai masyarat Kediri ke depan," tuturnya didampingi istrinya, Ria Purbiati, disela acara Kirab Budaya di Candi Dorok.

Sementara itu, Kepala Bidang Cagar Budaya dan Sejarah Disbudpar Jatim, Evi Wijayanti, mengatakan bahwa situs budaya di Kabupaten Kediri sangat banyak jumlahnya. Kediri juga menjadi salah satu pemerintah daerah yang konsisten dalam upaya pelestarian. Bahkan, di Bumi Panjalu ini juga terdapat tim ahli cagar budaya.

"Situs Dorok dalam arkeolog itu adalah salah satu peninggalan zaman Kerajaan Majapahit. Saat ini juga sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Dengan penetapan cagar budaya itu, maka menjadi tanggung jawab pemerintah," terang Evi Wijayanti yang hadir dalam agenda Kirab Budaya tersebut.

Masih kata Evi, Pemprov Jatim ikut melakukan upaya perlindungan terhadap benda cagar budaya termasuk yang ada di Kabupaten Kediri. Salah satunya dengan memberikan honorarium kepada juru pelihara (jupel) situs budaya. Berdasarkan data Disbudpar Jatim, jumlah total jupel sebanyak 240 orang, 18 diantaranya di Kabupaten Kediri.

Sedangkan, Nardiono, Kepala Dusun Dorok, Desa Manggis, mengatakan, Kirab Budaya di Situs Dorok menjadi agenda tahunan di bulan Suro atau muharram. Masyarakat membawa gunungan yang berisi aneka hasil bumi untuk diperebutkan. Setelah itu, mereka mengadakan acara tasyakuran.

"Ini kegiatan rutin untuk warga semua untuk memperingati dan nguri-nguri budaya. Pemilihan tempat ini sendiri karena menjadi tempat yang sakral. Apalagi kini ada penemuan benda cagar budaya berupa kemuncak. Awalnya dikira lingga-yoni, tetapi ternyata dari hasil penelitian itu adalah kemuncak (bagian puncak candi)," paparnya.

Diakui oleh Nardiono, pihaknya sengata mengundang Deny Widyanarko dalam kapasitas sebagai pemerhati budaya. Selain itu, masyarakat setempat sangat antusias dengan kehadiran Deny. Terbukti mereka terus mengerumuninya dan silih berganti meminta foto bersama. (uji/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Tim BPK Wilayah XI Teliti Tugu Tapal Batas di Kediri, Diduga dari Abad ke-13 ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO