Progres Pembangunan Jembatan Kenjeran, Nelayan Minta Kearifan Lokal Dipertahankan

Progres Pembangunan Jembatan Kenjeran, Nelayan Minta Kearifan Lokal Dipertahankan Sunset kenjeran. foto: satriyaprayoga

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Progres pembangunan Jembatan Kenjeran sudah 65 persen. Namun, hingga saat ini nelayan sekitar Kenjeran tidak tahu rencana apa yang ada di balik pembangunan jembatan itu.

Menurut Ketua Kelompok Nelayan Nambangan Kenjeran, Sumali, pihaknya tidak yakin dengan mimpi pemerintah membangun kawasan Kenjeran akan memberikan manfaat bagi nelayan.

Baca Juga: ​SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional

"Hal itu sudah terbukti berdirinya SIB (Sentra Ikan Bulak) yang saat ini mangkrak," katanya seperti dikutip suarasurabaya, Rabu (4/11/2015). Menurut Sumali, hal ini disebabkan cara pemerintah kota yang mengggunakan kebijakan top down dalam pembangunan.

"Masyarakat tidak diajak komunikasi sebelumnya dan bahkan sampai saat ini tidak tahu desainnya kayak apa. Itu terjadi sejak pembangunan SIB dulu," katanya.

Karena tidak ada sosialisasi, kata Sumali, maka nelayan saat ini ketakutan bila adanya penggusuran atau pengusiran secara bertahap nantinya.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis

Menurut Sumali, kampung nelayan yang ada di kawasan Kenjeran sebanyak 10 kampung, yaitu, Banjarejo, Tambak Wedi, Nambangan, Cumpat, Kenjeran, Kejawan Lor, Kalitinjang, Sukolilo, Larangan, dan Kalisari.

"Semua nelayan di Kenjeran sangat menjaga kearifan lokal. Alat tangkap kami masih ramah lingkungan dan kami saling menjaga," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Fisik Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, AA Gede Dwija Wardhana mengatakan, harapan pengembangan kawasan Kenjeran bisa tetap bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall

"Maka dari itu perkembangan kawasan Kenjeran terpadu dengan permukiman nelayan," ujarnya. Menurut Dwija, penataan kampung dilakukan terpadu bukan hanya jalan jembatan. Sehingga, ketika ada wisatawan datang, kira-kira apa yang bisa disediakan oleh nelayan untuk disajikan.

"Budaya lokal di Kenjeran tetap dipertahankan. Mulai dari ekonomi kreatif bagi masyarakat nelayan sudah dipikirkan," katanya.

Diketahui, Jembatan dengan panjang 800 meter dan lebar sekitar 18 meter itu, sekarang sudah 65 persen pembangunan fisiknya. Jembatan yang menelan dana APBD Rp 209 milyar itu ditarget Desember selesai.

Baca Juga: Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat

Di jembatan itu, akan dibuat jalur khusus kendaraan untuk mobil dan motor. Selain itu juga, akan dibuat pula jalur pedestrian, sehingga pejalan kaki bisa menikmati panorama laut dari atas jembatan. Tidak hanya itu, di sekitar jembatan juga ada taman, air mancur, dan plaza. (ssn/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO