Provokatif, 34 Pengasuh Pesantren Minta Aparat Batalkan Acara Syiah di Bondowoso

Provokatif, 34 Pengasuh Pesantren Minta Aparat Batalkan Acara Syiah di Bondowoso Para kiai dari 34 pondok pesantren se-Bondowoso saat orasi di depan 5000 warga NU yang long march menentang acara Syiah di Bondowoso Jawa Timur. Tampak KH Muhammad Hasan (pegang mik) saat memberikan orasi di depan para pendemo. foto: bangsaonline.com

BONDOWOSO, BANGSAONLINE.com - Situasi terus memanas menyusul aksi long march yang digelar 34 pengasuh pondok pesantren dan 5000 warga NU Jawa Timur, Ahad (3/4).

Seperti diberitakan bangsaonline.com, sebanyak 5000 warga Nahdlatul Ulama (NU) bersama 34 kiai pengasuh pondok pesantren se- turun jalan menggelar aksi demo menentang acara Milad Fatimah yang rencananya digelar Ikatan Jamaah Ahlul Bait (IJABI) di kampung Arab pada 5 - 6 April 2016 mendatang.

KH Muhammad Hasan, juru bicara aksi long march kepada bangsaonline.com mengungkapkan bahwa kelompok Syiah di kampung Arab selalu provokatif. Mereka menggelar acara berdekatan dengan pesantren yang jelas-jelas menganut paham Ahlussunnah Wal-Jamaah yang diasuh oleh habaib dan kiai NU.

Ia menyebut tempat acara Syiah itu digelar di belakang Madrasah Al-Khoiriyah dan bersebelahan dengan Pondok Pesantren Minhajussa’adah yang diasuh oleh Habib Salim Al Hamid.

“Padahal Habib Salim itu kan Ahlussunnah. Beliau menolak Syiah tapi dengan operasi senyap,” katanya.

Bahkan, menurut Kiai Muhammad Hasan, penganut Syiah di kampung Arab itu secara demonstratif sempat memasang banner besar. “Tempo hari memasang banner yang akan menggelar sarasehan dengan mendatangkan pembicara Jalaluddin Rakhmat dan Haidar Bagir,” tuturnya.

Jalaluddin Rakhmat adalah Ketua IJABI dan anggota DPR RI dari PDIP. Jalaluddin inilah yang tempo hari mengancam melakukan kekerasan melawan warga NU ketika terjadi konflik antara penganut Syiah dan warga NU di Sampang.

”Orang-orang Syiah tidak akan membiarkan kekerasan ini. Karena untuk pengikut Syiah mengucurkan darah bagi Imam Husein adalah sebuah kenikmatan,” ujar Jalaluddin seperti dikutip Tempo.co. Ia juga sempat mengancam, apa perlu memindah konflik Syiah-Sunni dari Iraq ke Indonesia.

Sedang Haidar Bagir adalah pemilik penerbit Mizan Bandung yang banyak menerbitkan buku-buku Syiah. Buku KH Said Aqil Siroj berjudul Tasawuf sebagai Kritik Sosial yang isinya, antara lain, menganggap Syiah sebagai Ahlussunah Wal-Jamaah yang kini ditolak di pesantren-pesantren besar seperti Pesantren Sidogiri Pasuruan juga diterbitkan oleh Mizan Bandung ini.

Namun, kata Kiai Muhammad Hasan, sarasehan yang rencananya digelar dalam rangka Milad Fatimah itu akhirnya dibatalkan.

”Sebenarnya mereka (Syiah kampung Arab-red) sudah ada kesepakatan untuk tidak mendatangkan pembicara dan audien dari luar , tapi mereka selalu melanggar, karena mereka selalu berpura-pura,” kata Kiai Muhammad Hasan yang kini pengasuh Pondok Pesantren Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki .

Para kiai di Bondowo minta kepada aparat agar membatalkan acara Syiah di karena bisa memicu konflik horisontal. (tim)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO