JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membeberkan pertanyaan yang dilontarkan penyidik KPK saat dirinya dimintai keterangan sebagai saksi terkait Sumber Waras, Selasa (12/4) kemarin.
Ahok menceritakan dirinya diperiksa oleh empat penyidik KPK dengan sekitar 50 pertanyaan. Namun, dari beberapa pertanyaan terdapat pertanyaan yang dianggap rancu bahkan terkesan lucu atas pertanyaan penyidik KPK.
Baca Juga: KPK Diminta Jangan Hancurkan BPK Demi Ahok
"Lucu banget pertanyaan penyidik KPK. Dia tanya begini, kenapa bapak tidak tahan aja NJOP (jangan dibeli dulu-red)? Supaya bisa beli tanah yang murah?", bagus kan pertanyaannya.
"Terus saya jawab sederhana kok," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (13/4) malam.
"Saya pertama enggak pernah berpikir masalah itu karena itu pikiran penjahat. Tapi enggak apa. Sekarang enggak apa, aku turutin ide anda ini, tapi jangan-jangan Pemda malah lebih rugi, karena PBB semuanya turun nih hanya untuk beli yang Sumber Waras," urai Ahok.
Baca Juga: Ahok Marah dan Usir Wartawan karena Ditanya Aliran Dana Rp 30 M ke Teman Ahok
Pertanyaan lain yang disampaikan KPK dan juga dianggap lucu oleh Ahok, yaitu pertanyaan yang dilontarkan penyidik yang berasal dari BPKP.
Pertanyaan tersebut menurut Ahok seperti pertanyaan seorang aktivis LSM. Pertanyaan itu kata Ahok adalah, "Apakah dia tahu hak guna bangunan (HGB) Sumber Waras akan berakhir 2018?"
"Saya jawab oh gitu ya? Kalau gitu republik kita kaya raya Pak. Karena hampir semua pabrik, sertifikat apapun di Indonesia atas nama PT, termasuk sawit, semua tambang semua, itu pakai HGB dan HGU (hak guna usaha), ada masa selesai. Kalau kita ambil balik, kaya kita Pak. Itu siapa yang ngajarin gitu Pak? saya tanya ke dia, UU nya Bapak baca enggak?" cetus Ahok.
Baca Juga: Sebut Tak Ada Kerugian Negara dalam Kasus Sumber Waras, Rachmawati: KPK jadi Ayam Aduan Penguasa
Ahok mengatakan, dari empat penyidik yang memeriksanya di KPK, ada satu penyidik yang melontarkan pertanyaan aneh.
"Aku bilang gitu di KPK. Empat orang periksa, tiga enak aja. Satu aja yang keluar-masuk, saya kira orang BPKP, saya mesti ngomong blak-blakan. Saya sampaikan argumentasi saya. Kalau itu pengertiannya, saya bilang mari enggak usah beli tanah," jelas Ahok.
"Tunggu saja semua HGB dan HBU selesai. Berarti semua kantor gedung, semua mal, pakai HGB dan HGU toh, kalau selesai jadi punya kita enggak? Dari mana otak pikiran (penyidik) itu?" jelasnya.
Baca Juga: DPR Pertanyakan Mata Hati Pimpinan KPK Terkait Kasus RS Sumber Waras
Tak hanya membeberkan soal pertanyaan lucu saat diperiksa penyidik KPK, Ahok juga dengan lantang menyebut tak pernah takut dengan BPK. Pasalnya, BPK dalam melakukan audit soal Sumber Waras bersikukuh menggunakan Kepres tahun 2012 dan mengabaikan adanya Kepres 40 tahun 2014 terkait pengadaan pembebasan lahan untuk Pemda.
"Apa kira gue takut apa sama BPK, wong ngasihkan LHKP nya saja umpet-umpetan ke Sekda bukan ke Gubernur," tegasnya.
Ahok menyebutkan, dirinya juga pernah melayangkan protes atau keberatan terhadap audit BPK soal harga dan zona wilayah yang menjadi acuan BPK terkait auditnya Soal Sumber Waras.
Baca Juga: KPK Sebut Tak Ada Korupsi di RS Sumber Waras, DPR Curiga KPK Masuk Angin
"Waktu itu BPK jawab surat resmi, akan memanggil saudara terkait keberatan tersebut, dua minggu kemudian itu, katanya bulan Agustus 2015 lalu. Sekarang udah bulan apa coba. Jadi saya tegaskan audit BPK yang ngaco, dan saya tegaskan BPK itu Tuhan Allah di Indonesia, tapi gue ga takut. Silahkan saja konfrontasi di pengadilan ga takut," sebut Ahok dengan nada tinggi. (jkt1/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News