Menkes Bantah Ketua KPU Meninggal karena Diracun, Pengamat Intelijen: Investigasi!

Menkes Bantah Ketua KPU Meninggal karena Diracun, Pengamat Intelijen: Investigasi! Menteri Kesehatan Nila Moeloek . Foto: detik.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek akhirnya angkat bicara terkait isu negatif meninggalnya Ketua Husni Kamil Manik. Menurut dia, Husni Kamil Manik meninggal karena sakit.

"Kami sudah menerima laporannya secara lisan dari Direktur RSPP. Beliau sakit. Itu jawabannya," jelas Nila di Kemenkes, Jakarta, Senin (11/7) seperti dikutip detik.com.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Pusat Muballig se Indonesia (Bakomubin) Ali Mochtar Ngabalin mengaku masih penasaran atas penyebab meninggalnya Ketua Komisi Pemilihan Umum (), Husni Kamil Manik yang mantan Sekretaris PWNU Sumatera Barat itu. Ngabalin yang juga politisi Partai Golkar ini, mengaku penyebab meninggalnya Husni Kamil Manik masih sangat janggal.

Melalui akun Facebooknya, Ngabalin memandang ada yang aneh dari wajah jenazah Husni yang dilihatnya saat melayat pada Kamis (7/7/2016) malam. “Saya menyaksikan wajah seperti ini seperti dahulu wajah yang pernah saya lihat setelah diotopsi (autopsi), ternyata yang bersangkutan mati karena diracun,” ujar Ngabalin.

Ngabalin juga mengunggah sejumlah foto yang memperlihatkan wajah Husni tampak bersih dan menguning. Wajah tersebut juga penuh dengan bercak darah, pertanda pembuluh darah pecah. Bersama tulisan yang dipostingnya, diunggah pula wajah Husni yang tampak bersih menguning namun penuh dengan bercak merah‎ menandakan pembulu darah pecah.

“Atas nama demokrasi dan hak-hak manusia serta untuk mengungkap tabir di balik kematian sdr. Husni saya mengusulkan ada tim dokter ahli forensik yang independen untuk melakukan otopsi (autopsi)”, tulis Ngabalin. 

Ia juga meminta agar negara mendukung autopsi jenazah pria lulusan Universitas Andalas (Unand) Sumbar itu.

Ngabalin juga menulis status pada akun facebooknya sebagai berikut: Ini soal nyawa dan jiwa manusia yang harus dihormati dan dijunjung tinggi di negeri yang berazaskan pancasila, hidup di alam demokrasi dan negara terbuka. Kita harus kerja bareng, saya hanya mengingatkan saja bahwa hari ini bisa terjadi pada Husni Kamil Malik (semoga bisa diOTOPSI), besok tidak mustahil bisa jadi pada diriku dan dirimu sekalian atau keluargaku atau bahkan mungkin juga pada keluargamu atau kepada siapa saja di negeri ini. Sebagai pejabat publik saya berpendapat pihak RS atau pihak keluarga harus memberikan keterang pers agar kita semua tahu dan tdk menduga-duga, tetapi bagi saya tetap kami atas nama Badan Koordinasi Muballigh Se-Indonesia (BAKOMUBIN) dan PENGPROV POSSI DKI kami mengusulkan untuk dilakukan OTOPSI dan saya mendesak negara harus terlibat berempati atas upaya-upaya pihak independen dalam mengungkapkan tabir dibalik kematian sdr HU Kamil Manik Ketua RI.

Sementara Hadar Nafis Gumay yang juga komisioner menyangkal pernyataan Ngabalin itu. "Saya kira tidak melihat ada yang aneh, kami dengan pihak keluarga telah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit. Mereka telah menjelaskan secara detil mengapa Pak Husni meninggal dunia. Saya kira kabar itu tidak betul," jelas Hadar, Minggu (10/7) pagi.

Hadar menambahkan, jika ada pihak yang menganalisis seperti itu tidak lebih dari hanya sekadar berspekulasi apalagi dikaitkan dengan dugaan hasil pemilu.

"Itu sama sekali tidak benar, hasil pemilu di mana kecurangannya? Kami bekerja sebagai profesional, transparan dan sangat terbuka. Jadi kenapa kemudian ada Ketua kemudian meninggal dikaitkan ke sana? Ini kan tidak tepat dan dangkal," tuturnya.

Paranormal Mbah Mijan justru yakin Husni meninggal secara tak wajar. Melalui akun twitternya, mbah Mijan mengaku menemukan sesuatu yang ganjil di balik kematian Husni.

"Kematian adalah takdir dan ketentuan Tuhan, namun ada yang ganjil dalam benak saya. Ada unsur kesengajaan dibalik infeksi yang jadi penyebab," tulisnya.

Mbah Mijan bahkan berani merinci jika 'sesuatu' yang ditemukannya berupa jarum kecil berbisa yang menancap di tubuh Husni. Ia menyarankan agar tim forensik untuk menjelaskan hal tersebut.

"Sekedar saran, coba minta bantuan tim Forensik agar lebih jelas. Apakah benar itu infeksi atau racun, seperti jarum kecil yang berbisa."

Tak biasanya berita duka seperti ini, bisa masuk dalam vision saya tiba-tiba. Entahlah, tapi ada semacam benda yang menancap dengan sengaja," tambahnya.

Mbah Mijan bertambah yakin dengan kabar yang menyebut jika Husni kena infeksi Abscessus (semacam bisul).

"Kalau misteri "bisul" ini tidak di otopsi, maka akan ada bisul-bisul serupa, ini santet modern & canggih, menancapnya gak pakai bantuan Jin," katanya.

Ketika salah seorang netizen menanyakan apakah ada kesamaan kematian Husni dengan Munir, Mbah Mijan mengatakan arahnya kesana tapi beda versi.

"Hampir kesana beda versi, ini bukan jarum santet versi dukun, tapi santet versi ala FBI," pungkasnya.

Namun juru bicara keluarga Husni Kamil Manik, Zulkarnain mengatakan, almarhum meninggal lantaran ada benjolan di bagian sela pahanya dan sudah mengalami infeksi cukup parah.

"Infeksi bisul dan saat itu kondisi kadar gula darah beliau sedang tinggi," kata Zulkarnain di rumah duka Jalan Siaga Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (7/7).

Zulkarnain bercerita kronologi kepergian almarhum. Pada Rabu dini hari, 5 Juli 2016, Husni sempat dibawa ke Rumah Sakit Siaga.

Namun, karena penyakit yang cukup serius, Husni harus dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).

"Sempat dibawa ke RS Siaga dekat rumah, namun menurut dokter harus dilarikan ke rumah sakit yang lebih besar," katanya.

Menurut dia, Husni adalah sosok pemimpin yang baik dan menjadi inspirasi para kaum muda. "Leader yang bisa diteladani. Sosok pemimpin muda yang bisa jadi inspirasi sahabat kedepan," bebernya.

Sementara pengamat Intelijen, Susaningtyas Kertopati, menyarankan agar info kematian Husni yang dicurigai diracun harus diinvestigasi.

"Serahkan saja ke polisi. Bila memang itu terindikasi diracun, dengan uji forensik akan ketahuan," kata Nuning, Minggu (10/7).

Menurut Susan, info yang disampaikan melalui postingan Facebook milik Ali Mochtar Ngabalin, itu harus diklarifikasi kebenarannya.

”Menurut saya info itu harus diinvestigasi, dan dicari kronologis kejadian yg hadirkan saksi atau pemberi info tersebut," ujar Nuning.

Sumber: detik.com/tribunews.com/jawa pos

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO