JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Ratusan warga berebut sesaji berupa sembako di Klenteng atau Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) Hong San Kiong, Gudo, Jombang, Senin (29/8).
Rebutan sembako ini sebagai penutup dari prosesi ritual King Ho Ping yang digelar umat Tri Dharma di kelenteng yang sudah berusia ratusan tahun tersebut.
BACA JUGA:
- 2 Pekan, Satresnarkoba Polres Jombang Tangkap 13 Tersangka dari 12 Kasus
- Polres Jombang Ungkap Peredaran Uang Palsu, Sita BB Upal Mencapai Miliaran Rupiah
- Ditlantas Polda Jatim Beberkan Penyebab Kecelakaan Bus Pariwisata di Tol Jombang
- Bus Rombongan Siswa SMP Asal Malang Hantam Truk di Tol Jombang, Dua Tewas
Ritual King Ho Ping atau Butho atau Ulambana, atau dalam istilah setempat disebut tradisi rebutan, intinya mendoakan arwah leluhur yang rutin dilakukan pada bulan Jiet Gwee Cap Go atau bulan ketujuh dalam penanggalan Imlek. Khususnya arwah leluhur yang tidak terawat.
Kendati ritual digelar penganut Tri Dharma (Konghucu Dharma, Hindhu Dharma dan Budha Dharma), namun yang berebut tak hanya umat Tri Dharma, melainkan umat non Tri Dharma. Yang terakhir ini umumnya berdomisili di sekitar kelenteng.
Ritual dimulai sekitar pukul 14.30 WIB, dan selesai sekitar pukul 16.00 WIB. Meskipun penutup ‘rebutan’ sesaji tersebut merupakan tahap terakhir dari prosesi, tapi warga sudah mulai berdatangan sejak sekitar pukul 13.00 WIB.
Begitu tahap rebutan dimulai pukul 14.30 WIB, ratusan warga langsung mendekat ke bagian depan kelenteng. Dengan membawa ‘kethak’ atau tiket yang sebelumnya sudah dibagikan pihak kelenteng, warga menukarkan kethak tersebut guna mendapatkan paket sembako yang sebelumnya berfungsi sesaji.