Semen Indonesia Bantu 940 Siswa Pendidikan Kesetaraan di Rembang

Semen Indonesia Bantu 940 Siswa Pendidikan Kesetaraan di Rembang Semen Indonesia membantu 940 siswa pendidikan kesetaraan (Kejar Paket A,B,C) di Rembang. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

REMBANG, BANGSAONLINE.com (Persero) Tbk (SMGR) terus menunjukan komitmennya dalam mendukung pengembangan pendidikan kesetaraan di kawasan pabrik wilayah Kabupaten Rembang.

Bentuk dukungan yang selama ini dilakukan telah mencapai Rp 1,64 miliar. Dukungan tersebut adalah dengan menanggung biaya operasional siswa kejar Paket A, B, C, modul pembelajaran, honor tutor dan pengelola lembaga kesetaraan di wilayah tersebut.

Kepala Departemen CSR Semen Indonesia, Wahjudi Heru mengatakan, saat ini terdapat lima Pusat Kegiatan Belajar Masyaraat (PKBM) dan satu Lembaga Kursus dan Pelatihan yang kebutuhan operasionalnya ditanggung oleh .

Kelima PKBM yang telah menjalin kerja sama dengan itu masing-masing adalah Kecamatan Bulu (PKBM Ar-Rohman, PKBM Kadiwono), Kecamatan Gunem (PKBM Ajigeneng) Kecamatan Sale (PKBM Ngudikaweruh) dan PKBM Bina Remaja Kecamatan Pamotan.

Sedangkan satu LKP yang juga sudah menjalin kerja sama dengan adalah Siap Mandiri Desa Suntri Kecamatan Gunem.

Rombongan dari dan Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang, Kamis (15/9) petang berkunjung ke LKP tersebut untuk melihat langsung proses kegiatan belajar mengajar di sana.

Kasi Pendidikan Kesetaraan Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang, Agus Sugiyanto menyatakan, total ada 940 warga belajar yang mendapatkan bimbingan pendidikan kesetaraan dari lima PKBM dan satu LKP tersebut.

Di luar angka itu, masih cukup banyak warga di Kecamatan Gunem yang belum mendapatkan pendidikan kesetaraan.

Berdasarkan data dari sejumlah pengelola PKBM dan LKP di sana, jumlah warga yang belum menikmati pendidikan kesetaraan diperkirakan masih akan terus ada hingga lima tahun ke depan.

Peran pihak ketiga, termasuk dari dalam pengembangan pendidikan kesetaraan memang luar biasa. "Mereka membantu saudara kita di wilayah ring 1 dan II pabrik semen yang dulu tidak menikmati pendidikan formal, bisa mengikuti pendidikan kesetaraan," jelas Agus.

Menurut Agus, jika hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah saja mustahil penuntasan pendidikan kesetaraan bagi warga putus sekolah bisa selesai. Sebab, kuota yang diberikan oleh pemerintah untuk pendidikan kesetaraan masih sangat minim.

"Pendidikan kesetaraan ini penting, maka dari itu harus didukung semua pihak," tandas Agus.

Di pendidikan ini, kata Agus pihaknya mengajarkan berbagai kemampuan di bidang kognitif dan nonkognitif bagi warga belajar. "Keterampilan dan kewirausaan yang kami ajarkan semacam pembuatan kue dan kerajinan tangan," pungkasnya.

Seorang warga belajar dari LKP Siap Mandiri dari Desa Sidomulyo Kecamatan Gunem, Abdul Rosyid mengatakan, dia yang mengikuti pendidikan kesetaraan Paket C merasa terbantu dengan materi kewirausahaan yang diberikan pengelola.

Hal itu membutanya bisa mengembangkan pemasarkan usaha kerajinan tas yang selama ini sudah ia kerjakan. "Di rumah saya memiliki usaha kerajinan tas. Dari pendidikan kesetaran, saya bisa belajar bagaimana memasarkan barang kerajinan. Saya juga bisa memperdalam teknik kerajinan," katanya. (hud/rev)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO