Bentrok dengan Satpol PP, Petani Tebu di Jombang Demo Tuntut Hapus PPN 10 Persen

Bentrok dengan Satpol PP, Petani Tebu di Jombang Demo Tuntut Hapus PPN 10 Persen Puluhan petani tebu bentrok dengan Satpol PP saat demo di depan PG Tjukir, Kamis (24/8/2017). foto: ROMZA/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Puluhan petani tebu menggelar aksi demonstrasi di depan pintu gerbang masuk truk PG Tjukir, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Kamis (24/8/2017). Dalam aksi itu, para petani sempat terlibat bentrok dengan sejumlah petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Demo ini dalam rangka menuntut pembatasan rafinasi. Selain itu, demo juga menuntut penghapusan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen, serta pembatasan impor gula dan meminta kenaikan HET (harga eceran tertinggi).

Baca Juga: Tinjau Agroforestry Tebu Mandiri, Natalas Ungkap Peluang Pendapatan Perhutani

Dalam pantauan BANGSAONLINE.com, para petani memulai aksinya dengan memarkir puluhan truknya di pinggir jalan. Mereka memasang banner berisi tuntutan kepada pemerintah terkait persoalan yang dihadapinya. Selanjutnya, para petani ini berkumpul untuk memasuki pabrik. Salah satu perwakilan berorasi menyampaikan tuntutannya.

Puas berorasi, massa kemudian bergerak mendekati pintu gerbang yang sudah dijaga ketat Satpol PP. salah satu perwakilan massa pun menyampaikan bahwa mereka ingin menyampaikan aspirasinya kepada pihak manajemen PG Tjukir.

Baca Juga: Kolaborasi Petrokimia dengan PG Rajawali Sukses Tingkatkan Pendapatan Petani Tebu di Malang

Setelah sempat bersitegang perbincangan, Satpol PP tetap tidak memperkenankan demonstran memasuki pabrik. Tak pelak, massa kemudian memaksa dengan mendorong petugas. Meski beberapa kali bentrokan terjadi, massa aksi pun tetap tidak bisa memasuki pabrik hingga akhirnya demonstran membubarkan diri.

Muhajir Ali, Koordinator aksi mengatakan, para petani berdemo untuk menyampaikan tuntutan kepada pihak pabrik dan pemerintah. “Pertama tuntutan kami batasi rafinasi. Kedua, Dari petani minta supaya PPN 10 persen dihilangkan. Karena kita sangat terpuruk. Semisal gula seharga Rp 10.000, kalau PPN 10 persen, maka yang diterima petanihanya Rp 9.000. Padahal sekarang biaya untuk pengolahan itu sangat mahal sekali, sangat tinggi, pupuk sangat sulit, kalau kita dengan PPN diberlakukan akan semakin terpuruk,” ujar Muhajir kepada awak media usai demo.

Pihaknya juga meminta agar HET (harga eceran tertinggi) tidak perlu diberlakukan. “HET jangan dibatasi dengan harga Rp 12.500/Kg. Biarkan dilepas apa kata pasar,” lanjutnya.

Baca Juga: Petrokimia Gresik dan PTPN X Sukses Tingkatkan Produktivitas dan Pendapatan Petani Tebu di Kediri

Muhajir bahkan mengancam apabila tuntutannya tidak dipenuhi, ribuan petani tebu di Kabupaten Jombang akan ikut berdemo ke Jakarta. “Kalau tuntutan tidak dipenuhi, kita akan berangkat ke Jakarta untuk mengadukan persoalan yang dihadapi petani. Ini kami juga akan mogok sementara, tidak akan mengirim tebu ke pabrik sampai tuntutan dipenuhi. Kami juga tidak akan menebang tebu,” pungkasnya. (rom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Petani Tebu di Majalengka Tewas Ditebas Sekelompok Orang Bersenjata Tajam':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO