​Ulama Tapal Kuda Sebut Khofifah Paham Agama dan Berpengalaman

​Ulama Tapal Kuda Sebut Khofifah Paham Agama dan Berpengalaman Khofifah saat bersilaturahim ke Pesantren Nurul Qodim, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (30/3). Foto : tim kerja

PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Kunjungan calon Gubernur Jawa Timur, Indar Parawansa ke Kabupaten Probolinggo disambut dengan dukungan dari para kiai dan ulama wilayah Tapal Kuda. Kiai yang tergabung dalam Aliansi Ulama Tapal Kuda.

Sejumlah ulama tersebut mendatangi Menteri Pemberdayaan Perempuan era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini saat bersilaturahmi Pesantren Nurul Qodim, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (30/3). Sekretaris Jenderal Aliansi Ulama se-Tapal Kuda, Ustaz Sufai menilai adalah sososk ulama wanita yang pantas memimpin Jawa Timur ke depan.

“Kami sangat mendukung bu -Emil untuk menjadi Gubernur Jawa Timur. Bu sangat pantas memimpin Jawa Timur melihat beliau cerdas, mengerti agama juga pengalaman,” kata Ustaz Sufai.

Sufai yakin adalah sosok yang bisa memimpin Jawa Timur. Sufai berharap bisa membenahi sistem pendidikan yang dinilai belum memberi dukungan kepada pesantren.

“Diharapkan ada perhatian kepada pesantren. Selama ini tanpa ada kontribusi dari pemerintah untuk pesantren. Kalau bu insyaallah ada perhatian, tidak ditinggal,” tuturnya.

Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah ulama dan kiai dari wilayah Tapal Kuda. Dari mulai KH Hasan Abdul Jalal Hasyim, KH Syamsudin Noer, KH Abdul Hadi Nur hingga Pimpinan Majlis Syubbanul Muslimiin KH Hafidzul Hakim Noer.

Dalam kesempatan yang sama, mengatakan menjalin silaturrahmi kepada ulama dan kiai adalah bagian dari doa. Silaturahmi dengan para ulama disebut penting.

“Seluruh proses silaturrahim ini akan menjadi silaturruuh. Nyambung jiwa, olah rasa. Jadi silaturruh itu sambung doa. Ada rasa yang terbangun dan ada doa yang akan dimunajatkan," pungkas .

mengatakan pesantren adalah basis dari pembentuk kesadaran pancasila di masyarakat. Sehingga, membenahi infrastruktur dan menjamin kesejahteraan guru-guru pesantren adalah kewajiban.

"Pancasila pertama mengajak kita, peneguhan aspek-aspek spritiualitas dan religiusitas terbangun cukup kuat di pesantren-pesantren. Kalau infrastruktur bisa terbangun dengan baik. Saya rasa prosesnya akan lebih kualitatif dan representatif," ucap .

Komitmen untuk memberi kesejahteraan pesantren ini termaktub dalam Jatim Berkah. Dalam Nawa Bhakti kelima ini, -Emil mengagas penguatan peran Pondok Pesantren dalam mendorong partisipasi sekolah dan menyediakan beasiswa S2 khusus guru diniyah.

"Di dalam Nawa Bhakti Satya Kita sudah menyebut apakah Bosda Madin (Bantuan Operasional Madrasah Diniyyah) ataukah guru Madin, kita ingin meningkatkannya, sampai dengan S2" pungkasnya. (mdr/ian)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO