Suara Nyinyir Maju Pilgub 3 Kali, Khofifah Pantang Nyerah: Ini Faktor Langit

Suara Nyinyir Maju Pilgub 3 Kali, Khofifah Pantang Nyerah: Ini Faktor Langit Khofifah Indar Parawansa (paling kiri) bersama Nyai Mahfudhoh Wahab dan Dr KH Asep Saifuddin Chalim dalam suatu acara. foto: MMA/bangsonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jawa Timur akhirnya menetapkan pasangan Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak sebagai pemenang pemilihan gubernur-wakil gubernur Jawa Timur, Selasa malam (24/7/2018). Pada pilgub yang berlangsung 27 Juli 2018 lalu itu pasangan -Emil menang dengan raihan suara 10.465.218 suara (53,55 persen). Sedang pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarnoputri meraih 9.076.014 suara (46,45 persen).

“Ini faktor langit,” kata di depan para kiai dan pendukungnya. Menurut dia, banyak sekali upaya-upaya untuk mengalahkan dirinya dalam pilgub. Ia sadar ternyata dalam pilgub tak cukup hanya kampanye mencari suara. Karena banyak sekali upaya dari berbagai arah untuk melemahkan dirinya. Meski demikian ia tak mau mengungkap apa yang dimaksud. Ia justru bersyukur karena ternyata Allah SWT memenangkan.

Baca Juga: Pekerja MPS Tuban Mantap Pilih Khofifah, Gubernur Paling Berpihak pada Industri Padat Karya SKT

Pada pilgub 2018 terhitung running yang ketiga kalinya. Awalnya, sempat muncul respon nyinyir dari sebagian masyarakat. ”Nanti akan ada rekor luar biasa jika kalah lagi. Inilah calon gubernur tiga kali kalah terus,” demikian antara lain inti sindiran di media sosial.

Tapi pantang menyerah. ”Kita disebut kader (Muslimat NU) jika kita pantang menyerah dan tak mengenal putus asa," tegas dalam pidatonya saat itu.

Tapi suara nyinyir makin ramai bermunculan. Meski tak banyak, di internal NU dan Muslimat juga muncul penentangan. Di jajaran PWNU Jawa Timur bahkan terang-terangan menolak . Para kiai struktual NU itu juga secara vulgar mendukung Gus Ipul. Bahkan ketika mau sowan ke PWNU ditolak mentah-mentah.

Baca Juga: Khofifah Hadiri Peringatan Maulid Nabi dan Pelantikan Muslimat NU Tuban

memang dramatis setelah tiga kali running pilgub. Dulu pada pilgub 2008 yang saat itu berpasangan dengan Mudjiono (Kaji) kalah melawan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang disingkat Karsa. Pilkada Jatim 2008 itu bahkan digelar tiga putaran (23 Juli 2008, 4 November 2008, dan 21 Januari 2009). Beberapa pihak menilai jika sejatinya menang pada pilgub 2008 itu, tapi “dikalahkan” oleh penguasa.

Apalagi 2008 itu mayoritas quick count memenangkan . Bahkan laporan dari beberapa media saat itu, Pakde Karwo sempat mengeluarkan ucapan selamat kepada , sedang tim sempat melakukan sujud syukur merayakan kemenangan.

Namun saat itu terjadi peristiwa politik luar biasa. Hasil rekapitulasi KPU Jatim justru memenangkan pasangan Soekarwo-Gus Ipul dengan selisih sangat tipis. Tentu saja tak menerima. Ia menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ia melaporkan berbagai kecurangan terstruktur, sistematis, dan massif terutama di daerah Bangkalan dan Sampang. MK mengabulkan. Pilgub pun diulang untuk sebagian wilayah Madura itu. Namun tetap kalah atau lebih tepatnya dikalahkan.

Baca Juga: Bersama Cabup Halindra Blusukan ke Pasar Tradisional Tuban, Khofifah Banjir Doa dan Dukungan

Pada Pilgub 2013 kembali running. Kali ini berpasangan dengan Herman Surjadi Sumawireja. Lagi-lagi berhadapan dengan Soekarwo-Gus Ipul (Karsa II). Kali ini jalan lebih terjal lagi. dikerjai lewat pengangkangan kekuasaan lewat parpol. hampir tak punya kendaraan. hampir tak dapat parpol karena diborong Karsa II.

Bahkan pendaftaran dinilai tidak sah karena problem dukungan dari partai pengusung. Ia baru bisa ikut pilgub setelah melaporkan kasus ini ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Hasilnya, diperbolehkan maju mengikuti Pilgub. Saat itu diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan 5 partai politik non parlemen.

Pada pilgub 2013 itu terdapat empat pasang kandidat yang bersaing dalam pilgub. Soekarwo-Gus Ipul diusung oleh Partai Demokrat, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura, Gerindra, Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Bintang Reformasi (PBR) dan 22 partai politik non-parlemen.

Baca Juga: Ziarah ke Makam Gubernur Jatim M Noer di Sampang, Cipung Apresiasi Kinerja Khofifah Periode Pertama

Pasangan lain adalah Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah. Dua kader PDIP itu Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP). Selain 3 pasangan itu muncul pasangan Eggi Sudjana/Muhammad Sihat yang maju lewat jalur independen.

Meski tak sedramatis pada pilgub 2008, tapi pada pilgub 2013 itu tim mencium adanya kecurangan. Lagi-lagi dugaan kecurangan dominan di Bangkalan dan Sampang. Namun rekapitulasi KPU Jatim lagi-lagi memenangkan Karsa II. Sedang ditempatkan urutan kedua.

pun lagi-lagi menggugat ke MK. Namun MK menolak gugatan . MK menyepakati hasil rekapitulasi KPU Jatim. Namun Ketua MK Akil Mochtar yang ditangkap menjelang putusan membenarkan bahwa pemenang gugatan sengketa pemilihan Gubernur Jawa Timur adalah pasangan Indar Parawansa-Herman Surjadi Sumawiredja.

Baca Juga: Khofifah Dukung Aspirasi Pedagang, Pertahankan Pasar Tradisional Srimangunan Sampang

Akil mengungkap itu saat sidang lanjutan terdakwa Chairun Nisa diskor, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis 30 Januari 2014. "Di panel putusannya 2:1. Artinya di panel itu kan dimenangkan oleh Ibu ," ujar Akil. Namun, Akil mengaku tidak ikut memutus perkara tersebut.

"Putusannnya saya sudah tidak ikut lagi. Nama saya sudah dikeluarkan. Plenonya yang menentukan, karena saya sudah tidak ikut di sana. Selanjutnya yang menang Pak Soekarwo," katanya seperti dikutip berbagai media.

Akil menolak menyebut tiga anggota panel yang waktu itu mengabulkan permohonan sengketa . "Tak perlu saya sebut itu. Cukup saya katakan 2:1 itu suaranya untuk ," katanya. (MMA)

Baca Juga: Pilgub Jatim, Restu Bunda Deklarasi Dukung Khofifah-Emil

Sumber: MMA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO