AKD Gresik Bentuk Tim Pengawal Pembebasan Banjir Kali Lamong

AKD Gresik Bentuk Tim Pengawal Pembebasan Banjir Kali Lamong Ketua AKD Gresik Nurul Yatim bersama para kades usai pembentukan tim pengawal pembebasan banjir Kali Lamong. foto: ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Gresik, Nurul Yatim mengambil sikap konkret sebagai tindaklanjut dialog publik yang digelar DPRD Gresik dengan tema, "Tuntaskan Kali Lamong dan Normalisasi Total" pada 5 Desember lalu. AKD telah membuat Tim Pengamanan dan Pembebasan Banjir Kali Lamong.

"Kami sudah sepakat, sebagai Ketua Tim H. Rozi, Kepala Desa (Kades) Munggugianti, Benjeng," ujar Nurul Yatim kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (18/12).

Menurut Yatim, tugas tim tersebut nantinya mengawal segala kebutuhan yang diperlukan untuk pembebasan Kali Lamong dari banjir. Mulai kebutuhan lahan untuk normalisasi, anggaran yang dibutuhkan, dan perangkat lain.

"Soal lahan yang dibutuhkan semua Kades yang wilayahnya dialiri Kali Lamong siap membantu pembebasan lahan yang dibutuhkan. Kami pastikan tak ada tengkulak atau spekulan pengadaan lahan," ungkap Kades Baron Kecamatan Dukun ini.

Yatim mengungkapkan, dari hasil dialog publik terungkap bahwa lahan yang dibutuhkan untuk normalisasi total sekira 140 hektare. Kemudian, anggaran yang dibutuhkan dari APBD Gresik untuk pembiayaan pengadaan lahan sekira 218 miliar. Sedangkan, dana APBN sekira Rp 1,1 triliun.

"AKD merasa bangga karena Ketua DPRD Gresik Fandi Akmad Yani dan perwakilan Komisi V DPR RI Syafiudin sangat siap membantu untuk mengalokasikan anggaran. Makanya, AKD sangat perlu untuk mengawal guna suksesnya program untuk menyelamatkan rakyat dari musibah yang sudah berlangsung puluhan tahun ini," jelas Yatim.

Data yang didapatkan dari Balai Besar Bengawan Solo (BBWS), bahwa Kali Lamong yang membentang di wilayah Kabupaten Gresik melintasi 24 desa di 5 kecamatan. Yakni Balongpangang, Benjeng, Cerme, Menganti dan Kebomas. "Kali Lamong terhubung ke Lamongan sepanjang 40 km dan Mojokerto 8 km," katanya.

Dikatakan Yatim, Kali Lamong saat ini mengalami pendangkalan parah dan hanya mampu menampung air 250 m3 per detik. Sementara air hujan yang masuk rata-rata sebanyak 700 m3 perdetik, sehingga Kali Lamong meluap setiap musim hujan.

"Kali Lamong pengendapannya (sedimen) rata-rata 5 mili perhari. Sehingga, se tahun mencapai 1 juta meter kubik. Sekarang sedikitnya ada sekitar 3 juta meter kubik sedimen yang akan diangkut di Kali Lamong. Itu membutuhkan lahan luas untuk menampungnya," pungkasnya. (hud/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO