KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Peringatan Hari Jadi Kota Kediri ke-1141 dipastikan tidak semeriah seperti tahun-tahun sebelumnya, karena banyak acara-acara besar yang dihapus. Untuk Peringatan tahun 2020 ini, rangkaian hari jadi yang dimulai dengan acara sema’an Al Quran hingga pagelaran ritual Manusuk Sima, dilakukan secara virtual. Mengingat, situasi pandemi Covid-19.
Rangkaian acara juga mencakup pegelaran musik virtual dan pameran UMKM virtual. Dalam rangkaian yang sama, Pemkot Kediri juga akan melaunching program IKM Go Digital.
BACA JUGA:
- Berangkatkan Lomba Kirab dan Konser Drumband, Pj Wali Kota Kediri Ngaku Senang
- Koordinasi Reviu Masterplan Smart City, Diskominfo Kota Kediri Undang Tim Pelaksana dari Setiap OPD
- Kediri Jadi Kota dengan Inflasi Terendah di Jawa Timur pada April 2024, Zanariah Sampaikan Apresiasi
- Zanariah Terima LHP LKPD 2023, Kota Kediri Pertahankan Opini WTP 10 Kali Beruntun
“Kami berharap meskipun digelar secara sederhana, tidak mengurangi makna perayaan hari jadi tahun ini. Memang biasanya hari jadi banyak event yang digelar untuk hiburan masyarakat, tapi di tengah situasi pandemi Covid-19 ini sangat tidak memungkinkan penyelenggaraan acara yang mengumpulkan orang banyak,” jelas Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Jumat (24/7).
“Kota Kediri ini kan kota tua, sudah berusia 1.141 tahun per 27 Juli 2020. Sementara, di Kota Kediri anak-anak millennial atau kelahiran tahun 1981 ke atas itu mencapai 60 persen. Maka perayaan hari jadi juga harus relevan dengan kondisi demografi ini. Dengan digelar secara virtual, mereka masih bisa terlibat, minimal bisa nonton melalui channel YouTube Harmoni TV,” tambah Mas Abu, sapaan akrab wali kota.
Sementara itu, Nur Muhyar, Kepada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri menambahkan, acara Manusuk Sima, ritual yang setiap tahun digelar di Situs Kuwak, Taman Tirtayasa, Kota Kediri ini, tetap akan digelar pada Senin, 27 Juli 2020. Ritual sakral ini digelar dengan protokol kesehatan dengan melibatkan peserta tak lebih dari 40 orang dan digelar tanpa penonton, masyarakat bisa menyaksikan siaran langsung via YouTube.
“Manusuk Sima ini kan sudah tradisi tahunan, untuk menghormati leluhur para pendiri Kediri, kami tidak bisa menghapusnya dari rangkaian hari jadi. Bagaimanapun nilai-nilai yang terkandung dalam ritual Manusuk Sima ini menjadi pengingat atau tetenger bahwa ada masa ketika Kediri ditetapkan menjadi sebuah wilayah, yang berdiri dan tetap bertahan hingga sekarang, bahkan dari nama Kediri pun tetap kita pakai hingga saat ini,” kata Nur Muhyar.
Menurut Nur Muhyar, sebagai ketua panitia hari jadi, ia berharap rangkaian acara ini berjalan dengan lancar dan tidak mengurangi makna perayaan hari jadi itu sendiri.
"Ya sesekali kita peringati hari jadi dengan sederhana, mengingat situasi pandemi yang tidak memungkinkan kita gelar secara besar-besaran," tutup Nur Muhyar. (uji/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News