Komisi B DPRD Gresik Persoalkan Pabrik Es Mangkrak

Komisi B DPRD Gresik Persoalkan Pabrik Es Mangkrak Suasana hearing di ruang Komisi B DPRD Gresik, kemarin. foto : much shopii/BangsaOnline.com

"Akhirnya dana pendampingan kita gunakan untuk penyediaan air payau di sana. Minggu depan bisa kita tes hasilnya,” tegasnya.

Ditambahkan, pabrik es tersebut mendapat pemantauan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pabrik es yang dibangun di Campur Rejo kapasitasnya 15 ton perhari.

"Kita masih belum ada arahan dan petunjuk pengelolaan pabrik es. Ini pabrik es untuk ikan. Kalau masalah pemasaran es, masih bagus karena bisa dijual di Brondong Lamongan,” tandasnya.

Selain mengundang DPK Gresik, Komisi B juga mengundang Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Gresik. Terkait berbagai usulan dan masukan dari masyarakat, khususnya petani. Misalnya, keinginan petani untuk mendapatkan bantuan traktor bajak.

Ketua Komisi B, Abdullah Munir mempertanyakan embung kalau untuk pertanian, tempatnya dimana? Apakah di pinggir desa. Sebab, embung di pinggir desa tapi menganggu saluran air yang berakibat banjir.

"Ini perlu di verifikasi, biar aliran sungai tak terganggu yang menyebabkan banjir,” tandasnya.

Kepala Distanhutbun Gresik Djoko Agus Waluyo menjelaskan, ada 10 kelompok petani tebu di Kabupaten Gresik.

"Kita punya 5 unit traktor bajak Kalau 1 kelompok punya 1 traktor bajak, tidak efesien,” ujarnya.

Terkait embung sebagai penyedia air bagi pertanian, Djoko Agus Waluyo menerangkan bahwa idealnya embung berada di tengah persawahan sehingga bisa langsung mengairi sawah.

"Embung harus di lahan desa bukan milik perorangan. Tergantung lokasinya tanah kas desanya (TKD).

Idealnya ditenagah persawahan sehingga langsung dimanfaatkan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO