Warga Malang Masih Terima Raskin Kualitas Buruk

Warga Malang Masih Terima Raskin Kualitas Buruk Iwan Irawan, warga Gadingkasri, saat menunjukkan beras yang dibeli dari Operasi Pasar. foto: Robert/BangsaOnline.com

MALANG (BangsaOnline) - Ditengah operasi pasar yang gencar dilakukan oleh Bulog Sub Divre Malang, terdapat keluhan dari warga Kota Malang yang mendapatkan beras medium dengan warna bulir beras kuning. Ketika dimasak, beras tersebut terasa berbeda dan tak sedap. Tidak hanya beras operasi pasar, beras pun dikeluhkan karena kualitasnya buruk dan baunya tak sedap.

Iwan Irawan warga RT 4 RW 1, Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang menunjukkan beras hasil operasi pasar yang dibeli di Operasi Pasar Bulog pada Jumat 13 Maret lalu di Pasar Mergan. Dua bungkus beras masing-masing seberat 5 kilo diberikan pada mertuanya satu bungkus dan untuk keluarganya sendiri satu bungkus. Ketika beras tersebut dimasak, rasanya disebut tak sedap. "ini bulir berasnya warnanya kuning, saudara saya bilang rasanya tidak enak," kata Iwan, Selasa (17/3).

Baca Juga: Bulog Jatim Matangkan Uji Coba e-Voucher Pangan

Selain beras operasi pasar yang dibeli dengan harga Rp 7.300 per Kg, warga setempat juga mengeluhkan kualitas beras Raskin yang sangat buruk. Beras tersebut hancur, berwarna coklat dan kuning serta berkutu. Jika dimasak, nasi akan berbau tak sedap dan warnanya coklat. Agar bau apek hilang, warga mencampur dengan perbandingan lima kilogram beras bagus dan satu kilogram beras .

"Itupun bau beras nya masih keluar setelah dimasak jadi nasi," kata Inda, salah satu koordinator RT 4 RW 1 Kelurahan Gadingkasri.

Menurutnya, terdapat 6 KK di RT 1 yang berhak menerima . Namun agar sama rata berasnya, koordinator harus mengoplos beras enam karung sebelum dibagikan ke penerima .

Baca Juga: Program Raskin Ganti jadi Rastra

"Satu karung seharusnya beratnya 15 kilo, tapi yang kami terima ndak pernah sampai 15, biasanya 13 atau 14 kilo setiap karung. Harus dioplos karena kasian kalau satu karung dapatnya jelek semua, kadang lebih bagus beras untuk pakan ayam," ujarnya.

Jika kualitas beras sangat buruk, tak jarang warga memberikan beras untuk pakan ternak ayam. Beberapa warga memilih menjual kembali beras untuk digunakan membeli beras yang lebih baik. Harga beras yang dibeli dengan harga Rp 1.600 per kilo bisa dijual kembali dengan harga tak jauh berbeda untuk dibelanjakan beras yang lebih baik.

"Biasanya ada yang mau beli beras . Uangnya dipakai buat tambah beli beras yang bagus," lanjutnya.

Baca Juga: Raskin Berkutu Masih Diterima Warga Tuban

Dia pun menunjukkan beras Raskin hasil pembagian pada 10 Maret lalu, jatah untuk bulan Februari. Beras jatah Maret direncanakan akan dibagikan pada 31 Maret nanti.

"Berasnya tak pernah bagus, bisa lebih jelek daripada ini," katanya.

Koordinator mengaku sering mengeluhkan buruknya kualitas , meskipun tak pernah ada respon dari keluhan mereka.

Baca Juga: Tak Layak Konsumsi, Warga Kendit Situbondo Tolak Raskin dari Dolog, Dewan Tuding Ada Mafia

"Berasnya didrop di kelurahan, dari sana kami yang ambil dan dibagikan ke masing-masing KK di setiap RT, sudah mengeluh berkali-kali ya tidak ada perubahan," katanya.

Terkait buruknya kualitas , Lurah Gadingkasri Prasetyo Mulyo menyatakan belum pernah menerima keluhan dari koordinator ditempatnya.

"Sampai sekarang belum pernah, dulu memang kalau ada keluhan, beras bisa ditukar lewat PLKB (Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana)," katanya.

Baca Juga: Beras Bulog Bau Apek, LSM Laporkan Pengadaan Raskin ke Kejari Sampang

Meskipun dia tidak menutup kemungkinan ada keluhan dari warga penerima Raskin, "Kalau keluhan satu persatu ya pasti ada, di kelurahan ini ada 134 KK penerima ," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO