Kunker ke Mesir dan Bertemu Imam Besar Al-Azhar, Gubernur Khofifah ​Bahas Tambahan Beasiswa | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Kunker ke Mesir dan Bertemu Imam Besar Al-Azhar, Gubernur Khofifah ​Bahas Tambahan Beasiswa

Editor: Siswanto
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Jumat, 25 November 2022 21:31 WIB

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat bertemu Imam Besar Universitas Al-Azhar, Ahmed el-Tayeb.

"Saat ini kuota mahasiswa beasiswa dari sebanyak 30. Kita berharap kuota ini bisa ditambahkan. Khususnya untuk bidang ilmu eksak dan applied science," tandasnya.

Sementara itu, Grand Syaikh University Prof. Dr. Syaikh Ahmad At-Thayeb menyambut antusias kedatangan Gubernur beserta rombongan. Bahkan Grand Syeikh juga memberikan delapan buku karyanya untuk Gubernur .

Delapan buku yang diberikan tersebut diantaranya yaitu buku yang berjudul Activities of Alazhar Internasional Peace Conference, Freedom and Citizenship Diversity and Integration, Alazhar Declaration for Citizenship and Coextence, Alazhar Internasional Declarstion in Support of Al Quds, dan Human Fraternity Documents.

"Silakan Ibu Gubernur untuk menerjemahkan, menerbitkan dan juga menyebarluaskan buku ini. Kami akan senang jika ibu yang menuliskan ulang langsung. Karena kami memberikan hak dan kewenangan untuk itu," tegas Grand Syaikh University Prof. Dr. Syaikh Ahmad At-Thayeb.

Selain itu, terkait permintaan penambahan kuota beasiswa mahasiswa Jatim, Grand Syaikh juga menyanbut baik usulan tersebut. Bahkan pihaknya menyampaikan akan segera membicarakan hal tersebut dengan KBRI di Mesir.

"Mahasiswa Indonesia terkenal dengan kecerdasannya dan juga sopan santunnya yang tinggi. Maka kita akan bicarakan ini dengan KBRI," tegasnya.

Di sisi lain, Wakil Ketua Komite Komunikasi Digital Jawa Timur Suko Widodo mendukung inisiasi kerja sama Jatim dengan Universitas dalam kaitan penyebaran moderasi Islam. Bahkan menurutnya Jatim dan Indonesia membutuhkan lembaga serupa yang dimiliki Universitas .

"Di era digital seperti saat ini, munculnya radikalisme dan penyebaran paham ekstrem melalui media sosial potensinya sangat tinggi. Maka kita harus punya unit dan organisasi untuk mengantisipasi, mengkaji dan meluruskan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin," tegas Suko Widodo. (dev/sis)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video