Tafsir Al-Hijr 47: Hukum Tidur Menyingkur Pasangan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Hijr 47: Hukum Tidur Menyingkur Pasangan

Editor: Revol
Minggu, 21 Juni 2015 18:56 WIB

Ilustrasi

"Mutaqabilin" juga sebuah perintah, bahwa semua persoalan rumah tangga harusnya sudah selesai sebelum tidur. Tidak baik membawa persoalan hingga ke ranjang malam, karena bisa mengganggu acara inti di atas ranjang itu sendiri.

Meski begitu, dibutuhkan adanya kearifan tersendiri memaknai tidur menyingkur. Karena bisa jadi, bahwa posisi tersebut murni sebagai bagian dari gerak tubuh biasa agar tidak terus menerus dalam satu posisi, yang mana kurang baik menurut kesehatan. Jangan tergesa-gesa mengambil kesimpulan emosional terhadap posisi singkur dengan berburuk sangka.

Kedua, mutaqabilin dalam kontek antar teman. Artinya, penghuni surga itu saling menghormat dan menghargai lawan bicara. Ketika anda berbicara dengan orang lain, maka dianjurkan menatap wajah teman anda. Kecuali jika lawan bicara anda adalah orang yang lebih tinggi derajatnya, seperti santri dengan kiai, maka sopannya santri berbicara sambil merunduk. Hal itu mengikuti perilaku sahabat yang tidak pernah menatap wajah Rasulullah ketika bicara berhadap-hadapan.

Begitu halnya ketika anda sedang menjabat tangan dengan orang lain, disunnahkan menatap wajah partner anda secara wajar. Itu lebih mencerminkan penghormatan dan lebih menghargai.

Hindari menjabat tangan orang lain dengan pandangan mata liar dan berpaling. Atau terlalu melotot dan lama, sehingga membuat teman anda keki, tidak nyaman dan berperasaan. Walhasil, penghuni surga itu sikapnya terbuka dan menebar kenyamanan kepada orang lain, termasuk kepada lingkungan.  

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video