Wujudkan Zero Stunting, BKKBN Optimalisasi Tim Pendamping Keluarga di Blora | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Wujudkan Zero Stunting, BKKBN Optimalisasi Tim Pendamping Keluarga di Blora

Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Rochmat Saiful Aris
Minggu, 03 Desember 2023 20:10 WIB

BKKBN bersama mitra kerja dan para peserta sosialisasi penurunan stunting.

BLORA, BANGSAONLINE.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional () bersama mitra kerja gencar mensosialisasikan penurunan . Kegiatan ini dilakukan dalam rangka percepatan penurunan di Indonesia.

Seperti kegiatan yang berlangsung di pada 30 November 2023,  menggelar roadshow sosialisasi dan KIE program bangga kencana, serta percepatan penurunan bagi tim pendamping keluarga. Agenda tersebut menggandeng sejumlah pihak seperti Bawaslu dan pemerintah daerah setempat.

Kepala Perwakilan Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih, menekankan upaya maksimal dalam pencegahan bahaya , karena hal ini menjadi salah satu penyebab terhambatnya upaya untuk mewujudkan SDM unggul. Untuk itu, bersama mitra kerja dan seluruh masyarakat supaya saling bersinergi dalam mewujudkan zero di setiap wilayah.

"Kita harus berupaya optimal, agar Zero Stunting benar-benar harus terwujud. Kita bisa memastikan catin (calon pengantin) dalam kondisi sehat menjelang pernikahannya, maka potensi kehamilan yang sehat akan lebih mudah didapat. Memeriksakan kesehatan awal bagi para calon pengantin untuk antisipasi ," ujarnya. 

"Kita tidak tahu yang akan melahirkan di 2024 siapa, yang bisa kita kontrol adalah catin. Maka TPK melakukan kunjungan kepada catin supaya periksa kesehatan 3 bulan sebelum menikah dengan minimal lila 23,5 dan HB minimal 12,” imbuhnya.

Menurut dia, peran TPK menjadi sangat penting dalam pelaksanaan di lapangan. Bukan karena bertemu langsung dengan masyarakat saja, namun mereka juga dinilai lebih dekat dan mampu melakukan pendekatan yang sesuai dengan kearifan lokal, sehingga diperlukan langkah tepat dan cepat dalam melakukan intervensi di masyarakat, seperti mendampingi Catin.

“Sampaikan catin jangan dibesarkan prewed saja, tapi yang harus diperhatikan adalah prakonsepsi. Dipastikan sel telur dan sperma harus sehat, dengan tidak kekurangan gizi kronik dan dijaga kesehatannya,” tuturnya.

Ia pun mengingatkan kepada seluruh peserta yang hadir jika ditemukan catin yang belum lolos standar untuk hamil, baik dari segi usia yang belum 21 tahun, ataupun dari segi kesehatan masih butuh dipersiapkan lagi, agar menunda terlebih dahulu kehamilannya.

Pentingnya penanganan secara masif juga digencarkan oleh Bupati , Arief Rohman, dan Bawaslu setempat. Arief mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan untuk melakukan percepatan penurunan di

Adapun langkah itu yakni, pengoptimalan data, peningkatan APBDes, optimalisasi pendampingan catin bumil baduta, AKS untuk identifikasi resiko pada kelompok , bantuan sosial keluarga resiko , pemberian TT, dan intervensi balita yang mengalami gizi buruk. 

Lalu, lanjut Arief, ada PMT lokal dengan anggaran desa dengan berbagai inovasi, GenRe goes to school untuk memberikan sosialisasi pengetahuan kepada remaja, bedah rumah keluarga , optimalisasi kampung KB, serta optimalisasi akses air bersih, dan jambanisasi.

Kepada para kader TPK dan peserta yang hadir di roadshow, ia mengajak untuk bersama mengawal suksesnya program Bangga Kencana, dan bagaimana proses bantuan kesehatan di masyarakat berlangsung.

“TPK tolong kepada keluarga kurang mampu dikawal untuk dapat berobat di puskesmas atau rumah sakit, untuk ketahanan pangan tolong TPK juga pantau bantuan yang kita berikan. Kemudian soal Pendidikan juga. Sehingga TPK dapat menginfokan kepada kami apabila ada yang tidak sekolah agar kami bisa kawal supaya kembali melanjutkan sekolah,” paparnya.

Sedangkan, Ketua Bawaslu , Andyka Fuad Ibrahim, mendukung upaya yang telah dilakukan dan Pemkab dalam melakukan percepatan penurunan . Menurut dia, pencegahan adalah hal yang harus diutamakan, sebelum harus menindak dan melakukan penanganan pada bayi yang mengalami resiko .

“Bawaslu adalah sistem pengawasan pencegahan dan penanganan. Maka sama halnya dengan upaya penurunan , perlu dilakukan pencegahan sehingga penanganan tidak terlalu berat,” katanya.

Dalam mewujudkan New Zero Stunting bisa tercapai, terus melakukan promosi, edukasi program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, bukan hanya untuk target 14 persen pada tahun 2024 saja. Lebih dari itu, untuk mempersiapkan generasi Indonesia yang sehat, berdaya saing unggul, dan menjadi Generasi Emas pada 2045. (ris/mar)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video