Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fira’an Ngaku Tuhan, Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri

Editor: MMA
Kamis, 07 Maret 2024 14:22 WIB

Dr. KH. Ahmad Musta'in Syafi'i. Foto: NUO

Al-Furqan yang bermakna kemenangan ini identik dengan kata al-Furqan pada surah al-Anfal :41 yang bermaknakan kemenangan Rasulullah SAW pada perang Badar yang sangat fantastis dan tidak masuk akal. Tapi itu bisa terjadi benar-benar murni karena pertolongan Tuhan.

Mana mungkin sekitar 300 orang dengan persenjataan ala kadarnya bisa menghabisi tentara kafir sejumlah seribu dengan persenjataan sangat lengkap.

Kemenangan ini (al-nasr) disebut sebagai al-Furqan karena berefek memperjelas siapa pihak yang salah dan siapa yang benar.

Sedangkan Dliya’ bermakna cerah, sinar, cahaya terang, di mana agama yang dibawa oleh nabi Musa dalam kitab al-Taurah sungguh mencerahkan pandang hidup dan keimanan umat. Wajar, al-dliya’ di sini bermaknakan kitab suci al-Taurah.

Sedangkan “dzikr” maknanya pengingat, mengingatkan umat manusia agar tidak terjerembab dalam lembah kekufuruan dan kemusyrikan seperti yang paksakan oleh Fir’aun.

Fir’aun sendiri mengaku sebagai Tuhan kelas tertinggi. Tapi ternyata tidak mampu melawan ajalnya sendiri, mati mengenaskan, tenggelam di Laut Merah.

Jika qira’ah tanpa huruf “waw”, maka yang dianugerahkan kepada dan Harun hanya satu, yaitu al-Furqan saja. Sementara kata Dzikra dan Dliya’a berfungsi sebagai sifat dari al-Furqan. Artinya, A.S. dianugerahi kitab suci al-Taurah, kitab suci ini mempunyai dua fungsi.

Pertama, sebagai “dzikra”, peringatan, pangeling-eling. Mengingatkan manusia kepada Sang Khaliq, yaitu Allah SWT . Hanya Dia saja yang berhak menjadi Tuhan, lain tidak. Makanya, jangan mengkufuri dan jangan menyekutukan.

Kedua, sebagai “dliya’”, pencerah, penerang hati nurani, pemandu manusia ke pemikiran, keyakinan dan perbuatan yang benar. Dua fungsi al-Taurah ini – secara khusus – tertuju kepada yang congkak dan mengaku sebagai Tuhan kelas tertinggi.

Lalu A.S. dan saudaraya, A.S. diutus mendatangi Fir’aun dan disuruh bertutur kata yang lembut, agar dia menerima ajakan beriman. (bersambung)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video