​Kenapa Gaya Jalan Khofifah sangat Cepat? Ini kata Pakar Bahasa Tubuh | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Kenapa Gaya Jalan Khofifah sangat Cepat? Ini kata Pakar Bahasa Tubuh

Editor: M Mas'ud Adnan
Sabtu, 23 Maret 2024 17:30 WIB

Khofifah Indar Parawansa di Bromo. Foto: instagram khofifah

Memang Pakde Karwo saat pilgub 2019 berada di barisan Khofifah. Sebagai Ketua Demorat Jatim, Pakde Karwo menandatangani surat resmi berkop partai Demokrat. Pakde Karwo menandatangani surat itu bersama H. Renville Antonio, Sekretaris Demokrat Jatim. Isinya, Pakde Karwo mengajak masyarakat, terutama pengurus Demokrat, mendukung Khofifah.

Namun, meski Pakde Karwo mendukung Khofifah, birokrasi Pemprov Jatim - yang ditinggalkan Pakde Karwo - tak otomatis welcomed . Saat awal Khofifah masuk Gedung Grahadi masih bagai api dalam sekam. Saat itu OPD-OPD masih identik Pakde Karwo. Sekali lagi, saat itu.

Pengaruh Pakde Karwo memang sangat kuat. Ini mudah dipahami karena Pakde Karwo puluhan tahun berkuasa di Pemprov Jatim. Bahkan sebelum jadi Gubernur Jawa Timur, Pakde Karwo menjabat Sekda Pemprov Jawa Timur: jabatan yang sering diidentikkan dengan mesin uang.

Otomatis atmosfir politik di birokrasi Pemprov Jatim Pakde Karwo oriented. 

“Semua OPD di Pemprov Jatim itu orangnya Pakde Karwo,” kata seorang kepala di lingkungan Pemprov Jatim kepada saya dan teman di ruang kerjanya saat itu. 

Bahkan satu tahun Khofifah menjabat gubernur masih terdengar suara-suara sumbang dari beberapa kepala OPD. Mereka mengidolakan Pakde Karwo. Fakta ini sekaligus menunjukkan bahwa mereka setengah hati dipimpin Khofifah. Sekali lagi, saat itu.

Tapi Khofifah tampak tenang. Khofifah tak menunjukkan kepemimpinan out group-in group. Khofifah – sesuai karakternya - justru banyak merespons masalah-masalah sosial yang muncul di masyarakat Jawa Timur. 

Khofifah lebih banyak turun langsung ke masyarakat ketimbang duduk di belakang meja. Sampai Pakde Karwo – sebagai gubernur Jatim sebelumnya – heran terhadap kekuatan energi Khofifah.

“Luar biasa Bu Khofifah. Tiap hari turun langsung ke masyarakat,” kata Pakde Karwo saat itu.

Gaya kepemimpinan Khofifah yang tanggap dan trengginas serta terjun langsung ke lapangan itu otomatis menjadi antitesa terhadap kepemimpinan Pakde Karwo, gubernur sebelumnya, yang cenderung formalistik dan lebih banyak konsentrasi di kantor gubernur.

Karena itu pada 1 Maret 2020, saat HUT ke-20, HARIAN BANGSA memberi penghargaan utama sekaligus menobatkan Khofifah sebagai “Pemimpin Tanggap-Trengginas”.

Perhargaan HARIAN BANGSA itu bukan semata apresiasi terhadap ketanggapan, ketangkasan, dan ketrengginasan Khofifah dalam merespons dan menyelesaikan masalah, tapi juga untuk menandai tren baru dalam kepemimpinan di Jawa Timur. Yang semula cenderung formalistik berubah menjadi guyub dan penuh interaksi sosial langsung dengan masyarakat.

Bahkan Khofifah juga mengembangkan kepemimpinan religius dan spiritualis yang penuh nuansa sosial (tentang ini bisa dibaca tulisan saya sebelumnya berjudul: Khofifah Cagub Tiada Lawan: Populis, Teknokratis, Spiritualis, dan Tawadlu' Kiai).

Gubernur Khofifah inilah yang mempelopori istighatsah dan pemberian santunan terhadap anak yatim dalam acara-acara seremonial Pemprov Jatim, di samping aktivitas spiritual lainnya.

Dalam acara peresmian kantor baru, misalnya, Khofifah selalu mengawali dengan doa bersama atau istighatsah dan pemberian santunan terhadap anak yatim.

Semula Gubernur Khofifah menyantuni anak yatim sendirian. Tapi contoh bil-hal itu lama-lama dikuti para kepala OPD yang jumlahnya cukup banyak. Otomatis masing-masing anak yatim yang semula hanya dapat satu amplop (berisi uang) dari Khofifah, bisa menerima puluhan aplop (berisi uang) dari OPD dalam satu acara.

Dalam waktu bersamaan Khofifah juga telah menyerasikan kinerja birokrasi Pemprov Jawa Timur. Bahkan OPD-OPD mengikuti tren religiusitas Khofifah. Bara dalam sekam di birokrasi pun padam. 

Ini tentu tren religiusitas sosial luar biasa yang diteladankan pusat kekuasan wilayah Jawa Timur di bawah kepemimpinan Khofifah. Apalagi pada saat bersamaan Khofifah juga sukses mengurangi angka kemiskinan di Jawa Timur.

Karena itu HARIAN BANGSA lagi-lagi menganugrahkan penghargaan kepada Khofifah. Pada 1 Maret 2022, saat HUT ke-22, HARIAN BANGSA memberikan Penghargaan Utama sekaligus menobatkan sebagai Ummul Yatama wal Masakin (Ibunya para anak yatim dan orang miskin).

Khofifah memang cukup banyak mendapat penghargaan. Selama lima tahun memimpin Jawa Timur ia telah menerima 738 penghargaan dari berbagai lembaga, instansi, kementerian, perusahaan dan lainnya.

Termasuk penghargaan internasional yaitu Honorary Award for Global Peace and Women Empowerment atau Perdamaian Gobal dan Pemberdayaan Perempuan dari Minhaj-Ul-Quran International.

Namun HARIAN BANGSA tak latah. Koran yang berdiri pada 1 Maret 2000 itu hanya memberi penghargaan spesifik sesuai tren kepemimpinan yang khas, signifikan dan mengandung perubahan sosial yang positif.

Karena penghargaan sejatinya bukan semata penobatan seremonial atas prestasi, apalagi gagah-gagahan, tapi juga mengandung nilai sejarah yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan kemanusiaan secara universal. Wallahu’alam bisshawab. (MMA)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video