MSI Simulasikan Pasangan Kandidat Pilkada Sidoarjo 2024, ini Elektabilitasnya | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

MSI Simulasikan Pasangan Kandidat Pilkada Sidoarjo 2024, ini Elektabilitasnya

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Mustain
Kamis, 16 Mei 2024 12:07 WIB

PAPARAN: Direktur MSI Nanang Haromain merilis hasil survei kandidat potensial Pilkada Sidoarjo 2024, Selasa (14/5/2024). Foto: MUSTAIN/ BANGSAONLINE

Rilis hasil survei lembaga MSI tersebut digelar pada Selasa (14/5/2024) malam di sebuah kafe di Taman Pinang Indah Sidoarjo. Rilis disertai dengan diskusi yang dihadiri sejumlah pegiat LSM, akademisi dan awak media.

Direktur MSI, Nanang Haromain, menyebut tipikal survei sangat dinamis. Bisa berubah dan sangat tergantung pada situasi politik yang terjadi pada saat dilakukan survei.

"Bisa jadi pada bulan Juni, kita melakukan survei, situasi juga berbeda. Artinya hari ini tidak bisa jadi jaminan untuk besok situasi tetap sama," tegas mantan Komisioner KPU Sidoarjo ini.

Selain elektabilitas bacabup dan bacawabup, MSI juga melakukan survei elektabilitas dengan melakukan simulasi pasangan bacabup-bacawabup.

Hasilnya, pasangan -Mimik Idayana elektabilitasnya menduduki peringkat pertama, 40,3 persen. Disusul pasangan BHS-Syaikhul Islam 29,5 persen, Mas Iin-Zainal Abidin 26,8 persen.

Simulasi lainnya, saat BHS berpasangan dengan Mimik Idayana, meraih elektabilitas 37,2 persen, -Sholikhul Umam 30,5 persen, dan Mas Iin-Samsul Hadi 23,1 persen.

Sedangkan simulasi pasangan BHS-Zainal Abidin elektabilitasnya mencapai 35,8 persen, -Usman 31,7 persen, dan Mas Iin-Edy Widodo 17,2 persen.

Ditegaskan Nanang, pasangan kandidat cabup-cawabup tersebut hanya sebuah simulasi. Karena itu, ia juga tidak bisa memastikan apakah simulasi pasangan tersebut akhirnya menjadi pasangan saat Pilkada Sidoarjo 2024.

Nanang menambahkan, latar belakang survei dilakukan, karena survei perilaku pemilih terhadap pilkada, baik tingkat provinsi maupun Kabupaten Sidoarjo, menjadi krusial. Sebab pemilih adalah basis legitimasi kepemimpinan kepala daerah selama lima tahun.

"Survei juga punya efek timbal balik bagi kandidat kepala daerah yang memerlukan referensi empirik-akademik untuk memantapkan diri dan bagi pemilih yang memerlukan penyaluran kepentingan," pungkas alumni FISIP UGM ini. (sta/rev)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video