Pemimpin Psikopat
Editor: M Mas'ud Adnan
Minggu, 09 Juni 2024 08:08 WIB
Raja Belgia, Leopold II, juga dikenal sebagai pemimpin psikopat. Ia memerintah Kongo sejak tahun1885 sampai 1908. Saat ia berkuasa jutaan orang Kongo dibantai.
Mao Zedong juga masuk dalam kategori pemimpin psikopat. Ia adalah seorang pemimpin komunis yang mendirikan Republik Rakyat China. Di bawah kepemimpinannya, industri berada di bawah kendali negara. Para petani diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok. Setiap oposisi dengan cepat ditumpas. Kebijakannya menyebabkan kematian sebanyak 40 juta orang karena kelaparan, kerja paksa, dan eksekusi.
Pemimpin psikopat lainnya adalah Kim Jong-un. Pemimpin Korea Utara itu mengambil alih kekuasaan dengan kejam. Juga berkuasa dengan cara kejam. Ia tak percaya demokrasi. Ia memilih cara diktator.
Ia bahkan membunuh Jang Song Thaek, pamannya sendiri, dengan cara mengumpankan pada anjing kelaparan. Jang Song Thaek dikenal seorang terkuat kedua setelah Kim Jong Un. Karena Kim Jong Un tak iangin sang paman kelak menggantikan dirinya.Padahal sang paman menjabat pimpinan Badan Intelijen Nasional.
Pemimpin dunia lainnya yang masuk kategori psikopat adalah Joseph Stalin. Kepala pemerintan Uni Sovyet itu memaksakan industrialisasi dan kolektivisasi yang cepat pada 1930-an. Ia tak peduli kondisi negaranya yang buruk. Termasuk kelaparan massal, pemenjaraan jutaan orang di kamp kerja paksa Gulag. Bahkan “pembersihan” terhadap kaum intelektual, pemerintah, dan angkatan bersenjata.
Yang menarik, Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga disebut sebagai psikopat. Setidaknya ini menurut hasil penelitian Kevin Dutton, psikolog Oxford University Amerika Serikat.
Dutton menerapkan ukuran standar dari ciri-ciri psikopat atau disebut juga the Psychopathic Personality Inventory (untuk memetakan tokoh politik sepanjang sejarah). Penelitian Dutton itu dipublikasikan di Scientific American Mind.
Seperti dilansir News.com.au yang dikutip Liputan6.com, Selasa (23/8/2016), Dutton membandingkan tokoh politik masa lampau Adolf Hitler dengan sosok Trump. Hasilnya, Trump memperoleh skor 171 mengalahkan Hitler yang hanya meraih angka 169.
Namun penelitian Dutton ini dianggap tidak sah oleh Robyn Young, seorang profesor dari Flinders University school of psychology. Menurut Young, artikel yang dipublikasikan Scientific American Mind adalah hal yang menarik, namun tidak ilmiah.
Tapi Dutton punya argumentasi. Menurut dia, seorang psikopat tidak selalu identik dengan pembunuh berantai seperti Ted Bundy dan Jeffrey Dahmer.
Para ahli, tegas Dutton, mendefinisikan psikopat dengan karakteristik kepribadian yang bercirikan kekejaman, keberanian, kepercayaan diri, pesona dangkal, karisma, ketidakjujuran, dan defisit inti dalam empati dan hati nurani.
"Apa yang membedakan pembunuh berdarah dingin dengan presiden psikopat adalah konteks dan derajatnya," kata Dutton.
Alhasil, seorang pemimpin psikopat atau presiden psikopat adalah orang yang miskin empati, defisit nurani, suka berbohong, tak punya malu, manipulator, tipis iman, anti sosial, nepotis, mementingkan diri dan keluarga, menghalalkan segala cara, tak bisa membedakan benar dan salah, mengabaikan keselamatan dan tanggungjawab, serta tak bisa mengontrol perilakunya.
Nah, dari gambaran tersebut kita bisa mendeteksi atau mencermati lebih lanjut siapa saja pemimpin psikopat. Termasuk di negara kita, Indonesia. Jangan-jangan termasuk kita juga. Wallahua’lam bisshawab. (MMA)