Khofifah Dorong Lulusan Pesantren Terapkan Siklus 3E agar jadi Pembelajar Sejati | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Khofifah Dorong Lulusan Pesantren Terapkan Siklus 3E agar jadi Pembelajar Sejati

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Sabtu, 20 Juli 2024 22:24 WIB

Khofifah Indar Parawansa.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU hadir dan memberikan pengarahan dalam acara Silaturahmi Akbar Sarjana dan Magister Lulusan PTKI/Ma’had Aly penerima beasiswa Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2022 yang digelar di Islamic Center Kota Surabaya, Sabtu (20/7/2024).

Dalam kesempatan yang dihadiri 2.000 orang itu, secara khusus memberikan pengarahan tentang pentingnya peningkatan kualitas sumber daya pesantren dan pendidikan diniyah di Jawa Timur.

Ditegaskannya bahwa semua penerima beasiswa adalah para calon pemimpin dan harus menjadi pembelajar sejati.

"Menjadi pemimpin adalah menjadi pembelajar sejati. Harus terus menaikkan kapabilitas dan terus meningkatkan kompetensi. Karena semakin tinggi posisi seorang pemimpin di mana pun berada, maka semakin besar pula tanggung jawabnya," tegas .

Ia pun kemudian menyebutkan data tahun 2023, di mana Indonesia berada di urutan ke-34. Masih di bawah Singapura di urutan 4 dan juga Malaysia di urutan 27.

Begitu juga berdasarkan data Global Innovation Index tahun 2023, Indonesia berada di urutan 61. Sedangkan Malaysia berada di urutan 36 dan Singapura ada di urutan ke 5.

Dengan kondisi ini, mengatakan bahwa SDM di Indonesia tidak ada pilihan lain selain mengejar ketertinggalan dengan meningkatkan kualitas SDM.

Salah satunya adalah seperti yang dilakukan Pemprov Jawa Timur bersama dengan LPPD dengan menyediakan program beasiswa jenjang sarjana dan magister bagi lulusan pesantren.

"Pendidikan menjadi sistem rekayasa sosial terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan, mengangkat harkat dan martabat, serta kemajuan bangsa. Maka harapan besar kami semua sejatinya ada di Pundak panjenengan semua," tegas .

Menurut wanita yang juga mantan Menteri Sosial dan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini, kebijakan afirmatif menjadi cara untuk mewujudkan kesetaraan akses. Khususnya untuk memberikan hak yang sama pada mereka yang tidak menjangkau pendidikan tinggi.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya menaikkan kualitas, kapasitas dan kompetensi.

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video