Uang Palsu di Jatim Ditengarai Sisa Dana Pilkada, BI Terus Kampanyekan GNNT | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Uang Palsu di Jatim Ditengarai Sisa Dana Pilkada, BI Terus Kampanyekan GNNT

Jumat, 26 Februari 2016 00:53 WIB

ilustrasi uang palsu

BI meyakini semakin banyak kasus pemalsuan yang terjadi belakangan ini bukan disebabkan kasusnya yang meningkat. Sejak era Orde Baru aksi semacam ini sudah ada tetapi tidak banyak dipublikasikan media, seperti halnya isu korupsi. Namun sejalan dengan era keterbukaan informasi, beragam kasus termasuk korupsi dan pemalsuan uang jadi sering diangkat ke permukaan. Adapun menyangkut kasus pemalsuan di Jawa Timur, analisa BI, uang palsu yang ditemukan kemungkinan sisa dari aksi serangan fajar saat pilkada.

Salah satu kasus pemalsuan yang ada di Jawa Timur belum lama ini terjadi di Bandara Internasional Juanda Sidoarjo. Tersangka adalah dua calon penumpang tujuan Pangkal Pinang. Saat itu dari kedua tersangkan ditemukan barang bukti uang palsu pecahan Rp 100.000-an dan Rp 50.000 total sekitar Rp109 juta.

Temuan upal di Jawa Timur, menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2014 ditemukan sebanyak 11.279 lembar kemudian tahun 2015 sebanyak 14.610 lembar dan pada tahun 2016 sampai dengan 24 Februari sebanyak 3.154 lembar. Upal yang ditemukan lebih banyak pecahan 50 ribu dan 100 ribu.

Sementara Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) digarap Bank Indonesia, merupakan kerjasama dengan 15 perbankan. Adapun bank yang terlibat di antaranya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT BNI (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., dan PT Bank Danamon Tbk. Sosialisasi GNNT sebetulnya sudah dilakukan BI sejak 14 Agustus 2015. Program ini fokus utamanya untuk mengedukasi masyarakat tentang jasa sistem pembayaran di Tanah Air. Bank Indonesia berkewajiban menggalakkannya karena berperan sebagai pengawas kegiatan sistem pembayaran. (yan/rev)

 

 Tag:   bank indonesia

Berita Terkait

Bangsaonline Video