Risma Menolak 'Bertarung' Lawan Ahok, PDIP: Ditugasi Partai, Risma Harus Siap
Kamis, 10 Maret 2016 22:41 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, memanggil Djarot Saiful Hidayat dan Prasetyo Edi Marsudi untuk memperbincangkan sejumlah hal terkait Pilgub DKI 2017. Pertemuan itu dilakukan setelah sehari sebelumnya calon petahana gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menyatakan siap maju dari jalur independen.
Lalu apa isi pertemuan semalam? "Konsolidasi saja, perkuat konsolidasi," kata Prasetyo yang juga Wakil Ketua Fraksi DPD PDIP Jakarta.
BACA JUGA:
Cawe-Cawe Jokowi Jilid II, Disebut Jegal Anies dalam Pilgub DKI 2024
Kehilangan 9 Kursi DPRD DKI Gegara Musuhi Anies, PDIP Bakal Dukung Anies dalam Pilgub DKI?
Wacana Reshuffle Menguat, MA Dinilai Layak Masuk Kabinet, Risma Lebih Pas Maju Pilgub DKI
Dampak Pilgub Jakarta Tidak Signifikan di Jatim
Saat ini, kata dia, PDIP masih mengumpulkan sejumlah nama yang bisa diusung melawan Ahok baik dari internal maupun eksternal. PDIP tak ingin terburu-buru menyampaikan nama karena proses penjaringan baru saja dibuka.
"Waktu kita juga masih banyak sehingga tidak perlu terburu-buru, meski kita bisa maju sendiri," katanya.
Sebenarnya, lanjut ketua DPRD DKI ini, dari internal PDIP sejumlah nama sangat mungkin dicalonkan di Pilgub DKI. Termasuk posisi cawagub.
"Ada Djarot, Risma, Ganjar. Dan bisa (wakil) PDIP dua-duanya. Tapi kita tetap buka partai lain berkoalisi sebab deparpolisasi ini bahaya. PDIP melawan deparpolisasi," tambahnya.
Sementara Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini yang disebut masuk radar PDIP untuk diusung di Pilgub DKI Jakarta 2017 memilih tidak akan maju.
"Enggak (gak akan ke DKI). Kemarin saya sudah sampaikan ke Ibu (Ketum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri), bahwa saya sudah berjanji ke warga Surabaya, saya akan jadi wali kota Surabaya, gitu," kata Risma, Kamis (10/3).
Tawaran menuju Ibu Kota ini, kata Risma, bukan hanya sekali. Dia pernah ditawari untuk menjadi menteri di Kabinet Kerja. Namun, Risma tetap menolak dan ingin tetap berada di Surabaya.
"Iya, saya sudah ngadep ke Bu Mega. Dulu waktu saya ditawari jadi menteri, pertama saya juga ngadep ke Bu Mega. Saat itu saya tidak mau jadi menteri, jadi Wali Kota Surabaya saja. Sekarang juga, karena saya sudah berjanji ke warga Surabaya," tandasnya.
sumber : republikaonline/meredeka.com