Bentak Polwan saat Konvoi, Siswi SMA Ngaku Anak Jenderal | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Bentak Polwan saat Konvoi, Siswi SMA Ngaku Anak Jenderal

Kamis, 07 April 2016 23:38 WIB

Sonya Ekarina br Sembiring Depari saat membentak-bentak Polwan ketika ditertibkan lantaran melanggar lalu lintas. foto: ist

Usai sikap Sonya yang mengancam Polwan itu diberitakan sejumlah media nasional, pengguna instagram langsung mendadak memenuhi kolom komentar di foto tersebut. Salah satu komentar ditulis oleh akun bistok_mcp yang tampak heran karena mengetahui Arman Depari bukanlah ayah seperti yang dibilang Sonya saat mengancam Polwan yang hendak menertibkannya itu.

"Busettt. Pakuda nya doang nya. Hahahaa," tulis akun tersebut.

Sementara Polresta Medan menyatakan mencari remaja itu setelah munculnya bantahan dari Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari. Salah satu upaya pencarian dilakukan dengan cara melacak pemilik Honda Brio BK 1428 IG.

"Rencana tindak lanjut, Satlantas akan mengejar pemilik kendaraan tersebut dan akan melakukan pemeriksaan, hasil riksa akan dikabarkan," kata Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto.

Dia memaparkan telah ditanyai Irjen Arman Depari terkait adanya siswi yang diamankan personel Satlantas Polresta Medan saat konvoi yang mengaku-aku sebagai anaknya.

"Beliau menyatakan bahwa setelah melihat di medsos sama sekali tidak mengenali anak tersebut dan ketiga putra beliau adalah laki-laki dan semuanya sekolah di Jakarta," jelas Mardiaz.

Imbauan untuk menindak siswi arogan tersebut juga keluar dari BNN. Arman Depari memastikan bahwa Sonya Ekarina br Sembiring Depari bukan anaknya. Arman juga meminta Sonya ditindak bila benar melakukan pelanggaran.

"Beliau (Arman Depari) mengatakan, apabila ada pelanggaran, tindak saja," kata Mardiaz, Kamis (7/4).

Menurut Mardiaz, tidak dipungkiri bila Arman dan Sonya memiliki ikatan kekerabatan. Meski begitu, kata Diaz, siswi tersebut bukan anak kandung Arman.

"Tadi malam beliau (Arman Depari) menelepon saya untuk mengonfirmasi siswi yang ada di medsos itu bukan anaknya. Walaupun tadi pagi kita mengetahui bahwa marganya sama. Dan kita ketahui di Sumatera Utara ini, terutama pada masyarakat Batak, Mandailing, kalau satu marga dianggap satu keluarga," ujarnya

Mengenai pencatutan nama jenderal, Mardiaz mengatakan mereka sebenarnya tidak mempersoalkannya.

"Sebetulnya pencatutan nama tidak masalah bagi kami. Mau bawa nama siapa pun kalau salah harus ditindak," jelasnya.

Kata dia, Sonya dan kawan-kawan sengaja dilepaskan karena saat itu polisi memang bertindak persuasif terhadap siswa. Sebab para siswa tengah dilanda euforia setelah selesai UN. "Begitu kita hentikan kita imbau untuk kembali ke rumah masing-masing," pungkasnya.(mer/yah/lan)

Sumber: merdeka.com

 

sumber : merdeka.com

 Tag:   Peristiwa

Berita Terkait

Bangsaonline Video