Bentak Polwan saat Konvoi, Siswi SMA Ngaku Anak Jenderal | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Bentak Polwan saat Konvoi, Siswi SMA Ngaku Anak Jenderal

Kamis, 07 April 2016 23:38 WIB

Sonya Ekarina br Sembiring Depari saat membentak-bentak Polwan ketika ditertibkan lantaran melanggar lalu lintas. foto: ist

MEDAN, BANGSAONLINE.com - Aksi konvoi pelajar usai mengikuti ujian nasional (UN) di Medan, Rabu (6/4) sore kemarin, berbuntut panjang. Pasalnya, saat sejumlah siswi peserta konvoi dihentikan Polisi lantaran melanggar lalu lintas, mereka justru mengancam dan membentak perwira Polantas.

Saat kejadian, sejumlah siswi dengan menggunakan mobil Honda Brio hitam bernomor polisi BK 1428 IG melintas dengan pintu belakang terbuka ke atas di Jl Sudirman, Medan. Mobil yang ditumpangi 7 siswi dengan seragam berlogo SMA Methodist I itu dihentikan seorang Polwan, Ipda Perida Panjaitan.

Polwan dan dua polantas lain menyatakan akan menindak dan membawa mobil itu ke kantor Satlantas Polresta Medan. Seorang siswi berambut panjang langsung emosi. Bukannya mengakui kesalahannya, seorang siswi justru marah dan mengaku memiliki beking. Saat itu, dia mengaku sebagai anak Jenderal Polisi.

Dia mengaku anak dari Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol Arman Depari. Dia mengancam Polwan tersebut dan mengatakan untuk siap-siap turun jabatan karena akan mengadukan hal ini ke Arman Depari.

"Oh oke, mau dibawa? Siap-siap kena sanksi turun jabatan ya. Aku juga punya beking," ucap siswi itu dengan nada tinggi.

Dia pun terus marah-marah dan menunjuk-tunjuk Polantas yang menghentikannya. "Oke Bu ya, aku nggak main-main ya Bu. Kutandai Ibu ya. Aku anak Arman Depari," ucapnya.

Ipda Perida tak banyak berkomentar. "Iya, iya," katanya sambil meletakkan telunjuk di bibir.

Siswi itu memegang ponsel dan seakan-akan ingin menelepon. "Bapak ini dari mana ya," katanya bertanya pada Polantas lainnya.

Saat dikonfirmasi, apakah benar putri Irjen Pol Arman Depari, Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), siswi itu pun tak mau menjawab. Dia justru langsung menghindar.

Sementara Irjen Pol Arman Depari membantah bahwa siswi arogan tersebut merupakan anaknya. Dia menegaskan tidak memiliki anak perempuan.

"Tidak benar, saya tidak punya anak perempuan," kata Arman.

Arman mengungkapkan, dia memiliki 3 anak dan semuanya berjenis kelamin laki-laki. "Anak saya semua laki-laki dan semua di Jakarta," ungkapnya.

Berdasar penelusuran, siswi yang bernama Sonya Depari itu mengunggah foto melalui akun instagramnya @sonyadepari saat acara adat Tanah Karo 'Njunjungi Beras Piher' Arman Depari saat masih menjabat sebagai Kapolda Kepulauan Riau. Foto yang diunggah pada tanggal 8 November 2014 itu diunggah Sonya dengan caption 'Pauda' yang berarti Paman.

"Paudaa #kapoldabatam #kepulauanriau," tulis Sonya melalui akun instagramnya, Kamis (7/4).

Usai sikap Sonya yang mengancam Polwan itu diberitakan sejumlah media nasional, pengguna instagram langsung mendadak memenuhi kolom komentar di foto tersebut. Salah satu komentar ditulis oleh akun bistok_mcp yang tampak heran karena mengetahui Arman Depari bukanlah ayah seperti yang dibilang Sonya saat mengancam Polwan yang hendak menertibkannya itu.

"Busettt. Pakuda nya doang nya. Hahahaa," tulis akun tersebut.

Sementara Polresta Medan menyatakan mencari remaja itu setelah munculnya bantahan dari Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari. Salah satu upaya pencarian dilakukan dengan cara melacak pemilik Honda Brio BK 1428 IG.

"Rencana tindak lanjut, Satlantas akan mengejar pemilik kendaraan tersebut dan akan melakukan pemeriksaan, hasil riksa akan dikabarkan," kata Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto.

Dia memaparkan telah ditanyai Irjen Arman Depari terkait adanya siswi yang diamankan personel Satlantas Polresta Medan saat konvoi yang mengaku-aku sebagai anaknya.

"Beliau menyatakan bahwa setelah melihat di medsos sama sekali tidak mengenali anak tersebut dan ketiga putra beliau adalah laki-laki dan semuanya sekolah di Jakarta," jelas Mardiaz.

Imbauan untuk menindak siswi arogan tersebut juga keluar dari BNN. Arman Depari memastikan bahwa Sonya Ekarina br Sembiring Depari bukan anaknya. Arman juga meminta Sonya ditindak bila benar melakukan pelanggaran.

"Beliau (Arman Depari) mengatakan, apabila ada pelanggaran, tindak saja," kata Mardiaz, Kamis (7/4).

Menurut Mardiaz, tidak dipungkiri bila Arman dan Sonya memiliki ikatan kekerabatan. Meski begitu, kata Diaz, siswi tersebut bukan anak kandung Arman.

"Tadi malam beliau (Arman Depari) menelepon saya untuk mengonfirmasi siswi yang ada di medsos itu bukan anaknya. Walaupun tadi pagi kita mengetahui bahwa marganya sama. Dan kita ketahui di Sumatera Utara ini, terutama pada masyarakat Batak, Mandailing, kalau satu marga dianggap satu keluarga," ujarnya

Mengenai pencatutan nama jenderal, Mardiaz mengatakan mereka sebenarnya tidak mempersoalkannya.

"Sebetulnya pencatutan nama tidak masalah bagi kami. Mau bawa nama siapa pun kalau salah harus ditindak," jelasnya.

Kata dia, Sonya dan kawan-kawan sengaja dilepaskan karena saat itu polisi memang bertindak persuasif terhadap siswa. Sebab para siswa tengah dilanda euforia setelah selesai UN. "Begitu kita hentikan kita imbau untuk kembali ke rumah masing-masing," pungkasnya.(mer/yah/lan)

Sumber: merdeka.com

 

sumber : merdeka.com

 Tag:   Peristiwa

Berita Terkait

Bangsaonline Video