Tafsir Al-Nahl 71: Tuhan juga Memandang dari Perspektif Duniawi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Nahl 71: Tuhan juga Memandang dari Perspektif Duniawi

Minggu, 08 Mei 2016 11:47 WIB

ilustrasi

Ada dua pilahan pembahasan pada ayat studi ini. Pertama, terkait keimanan dan kedua terkait etika.

Terkait keimanan, Abdullah ibn Abbas mendudukkan ayat ini sebagai jawaban atas persepsi teologis yang dilontarkan kawanan pendeta nasrani dari daerah Najran yang dengan bangganya menganggap Yesus adalah anak Tuhan. Kemudian Allah SWT tersinggung dan menjawab dengan tamsilan deferensiatif seperti pada ayat studi ini. Bahwa tidaklah sama antara majikan (al-ladzin fuddilu birizqihim) dan budak (ma malakat aimanuhum). Majikan punya kekayaan berlimpah dan budak justru defisit. Penyamaan baru benar jika antar sesama majikan (fahum fih sawa').

Maka tidak masuk akal Yesus yang manusia menjadi Tuhan. Atau, si majikan mau memerdekaan budaknya, lalu memberikan kekayaan yang dimiliki kepada si mantan budak tersebut. Nah, bila seperti itu, barulah bisa disebut sama. (fahum fih sawa'). Tamsilan ini sangat fantastis dan tidak terjadi di kalangan majikan zaman perbudakan dulu. Jadinya, ya tidak terjadi si Yesus menjadi Tuhan.

Andai dipaksakan itu terjadi, tetap saja tidak sama derajatnya. Meski sama-sama merdeka, tapi si Majikan yang telah berbuat baik tersebut tetap lebih mulia - dalam pandangan siapapun - dibanding mantan budaknya. Si mantan budak pasti merunduk dan berterima kasih atas kebaikan mantan majikannya, tidak sebaliknya. Walhasil, keyakinan pendeta Nasrani itu salah besar, titik. Kira-kira begitu arah ayat studi ini.  

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video