Tafsir Al-Nahl 78: Kata "Umm" Dijamakkan Menjadi "Ummahat", Jamak Model Apa? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Nahl 78: Kata "Umm" Dijamakkan Menjadi "Ummahat", Jamak Model Apa?

Wartawan: -
Senin, 06 Juni 2016 14:35 WIB

Soal bayi saat lahir tanpa punya pengetahuan apa-apa, hal itu adalah bagian dari rahmat Allah SWT teruntuk manusia, sekaligus bagian dari trik-Nya demi memudahkan proses kelahiran. Saat kritis ini sang bayi harus dibuat pasif total sehingga menurut saja terhadap prosesi yang ada. Bisa dibayangkan andai sang bayi sudah punya pengetahuan, maka bisa jadi dia akan memertimbangkan antara mau keluar atau membandel dan tetap di dalam. Sebab di dalam rahim dia sudah merasa dimanjakan dan semua asupan makanan selalu tersedia.

Soal kata al-sam' (pendengaran) yang disebut duluan dalam bentuk mufrad atau tunggal. Hal itu karena transformasi ilmu pengetahuan pertama kali masuk ke anak lewat pendengaran. Pendengaran adalah media awal yang otomatis dan sangat menentukan. Pendengaran yang sehat memungkinkan mendapat serapan informasi banyak sekali.

Selanjutnya sang anak akan tumbuh cerdas dan sehat. Bila pendengaran ini cacat, maka berefek buruk bagi si anak. Selain mengganggu kelancaran berbicara, juga ilmu pengetahuan berikutnya menjadi terhambat, sehingga si anak berpotensi tumbuh tidak normal.

Kata al-Sam' disebut dalam bentuk tunggal mengisyaratkan jalur serapan ilmu pengetahuan tersebut satu arah. Bayi menerima ilmu pengatuan dari luar lewat pendengaran tanpa perlu upaya yang berarti. Seperti menerima paket dan apa adanya.

Urutan berikutnya adalah jalur al-abshar, penglihatan. Mata menangkap obyek yang dilihat, lalu dikirim ke otak untuk diterima dan dianalisa. Jalur ini menunjuk servis Tuhan di mana anak manusia tidak hanya pasif dan menerima, melainkan harus kerja mencari sendiri ilmu pengetahuan yang dibutuhkan. Pengamatan dan observasi menjadi media pengayaan ilmu, sehingga mendorong anak manusia aktif dan dinamis. Mahasiswa yang pasif dan hanya mengandalkan materi kuliah akan ketinggalan jauh di bekalang mahasiswa yang aktif menjelajahi kepustakaan.

Ketiga, al-af'idah. tidak sekedar ilmu pengetahuan yang sudah diserap, melainkan kemampuan menganalisis, mempertimbangakan dan menilai. Af'idah adalah paduan antara ilmu dan nurani, sehingga ilmu yang dimiliki tidaklah liar dan bebas tanpa nilai. Bagi umat islam, ilmu harus dimorali, sehingga bermanfaat dan membuahkan kemaslahatan. Ahli pendidikan menyebutkan pemaduan antara bener dan pinter. Seorang bertanya soal rumusan anak shalih. Jawabnya adalah anak yang bener dan pinter, yang pinter dan bener. Nah fungsi maslahah, fungsi manfaat, fungsi kebajikan inilah yang dicanangkan oleh penutup ayat, "la'allakum tasykurun", agar kalian bersyukur.    

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video