Pembangunan RS dan PT NU Gresik Telan Miliaran Rupiah, Mustahil Diambilkan dari APBD Gresik | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Pembangunan RS dan PT NU Gresik Telan Miliaran Rupiah, Mustahil Diambilkan dari APBD Gresik

Editor: nur s
Wartawan: syuhud
Senin, 05 September 2016 10:06 WIB

Kantor PCNU Gresik.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Program pembangunan RS NU (Rumah Sakit Nahdlatul Ulama) dan PT NU (Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama) yang diutarakan duet Bupati-Wabup Gresik, SQ (Sambari Halim Radianto-Moh.Qosim) saat kampanyenya pada Pilkada (pemilihan kepala daerah) Gresik tahun 2015, lalu, mulai diragukan sejumlah kalangan. Sebab, mustahil untuk mengambil dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) hingga puluhan miliar, bahkan ratusan miliar untuk pembangunan dua mega proyek besar tersebut.

"Sangat mustahil dan tidak mungkin SQ mewujudkan pembangunan RS dan PT NU yang bisa menyedot anggaran hingga puluhan miliar rupiah bahkan ratusan miliar akan diambilkan dari dana APBD," kata salah satu pejabat senior di lingkup Pemkab Gresik, Senin (5/9).

Menurut dia, warga Gresik, khususnya nahdliyin jelas akan menyambut suka cita rencana SQ jilid II yang akan membangun dua proyek monumental untuk membesarkan NU Gresik tersebut untuk memenuhi janji kampanyenya saat Pilkada. Namun yang menjadi pertanyaanya kemudian adalah, dari mana dana atau anggaran untuk mewujudkan project mercusuar itu.

Tapi, kalau menggunakan dana APBD jelas tidak akan mudah seperti membalik tangan. Sebab, sesuai aturan penggunaan dana APBD yang diperuntukan untuk proyek di luar proyek pemerintah mekanismenya hanya ada dua pintu. Pertama, yaitu melalui hibah dan kedua melalui bantuan sosial.

"Itu pun ada aturan-aturan main khusus yang harus dipedomani," terang dia.

Ditegaskan dia, aturan main itu di antaranya, harus dianggarkan di APBD yang sebelumnya harus masuk di KUA PPAS (Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Platfon Anggaran Sementara), dan mendapatkan persetujuan DPRD. "Hal itu pun tentunya tidaklah mudah. Sebab, besaran anggarannya juga sangat terbatas sekali," cetus dia.

Apalagi, saat ini dihadapkan dengan kondisi APBD dalam keadaan yang kurang menguntungan. Bahkan, bisa dibilang sangat memprihatinkan. Sehingga, banyak program yang terpaksa dikepras karena tidak adanya anggaran.

"Bagi saya untuk mewujudkan proyek RS NU dan PT NU itu semua masih sangat jauh dari angan-angan, atau kalau istilah peribahasanya, api masih jauh dari panggang," pungkas dia.

Sementara Wakil Ketua DPRD Gresik, Hj. Nur Saidah membenarkan, untuk pengalokasian anggaran untuk bantuan sosial atau hibah untuk suatu lembaga legal formal dengan memakai dana dari APBD, sangatlah tidak mudah. Hal itu membutuhkan proses panjang. Mulai adanya kesepakatan pemutus anggaran mulai legislatif (badan anggaran/Banggar) dan eksekutif (tim anggaran/timang).

“Kemudian, yang juga lebih penting lagi adalah, ketersediaan anggaran. Kalau anggarannya tidak ada, apa mau dipaksakan. Wah bisa ambruk pemerintah," kata politisi senior Gerindra asal Kecamatan Duduksampeyan ini.

Kalau pun toh, bantuan sosial atau hibah untuk RS NU dan PT NU itu digolkan, maka pagunya pun tidak banyak. Maksimal kisaran ratusan juta seperti bantuan lembaga lain. Dan, anggaran ratusan juta sangat tidak mungkin untuk bangun RS dan PT NU.

"Anda bisa lihat untuk membangun gedung ponek RSUD Ibnu Sina yang telah menghabiskan APBD hampir ratusan miliar masih belum rampung, " pungkas dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Moh Qosim (Wabup) ketika itu mengatakan, rencana pendirian PT dan RS NU didasari niat SQ untuk membesarkan NU dan PKB di Kabupaten Gresik. "SQ ingin NU Gresik makin maju. Makanya, kami akan wujudkan pambangunan PT dan RS NU tersebut, " kata Qosim di sela-sela mengikuti kegiatan Ketum PBNU, Said Agil Siraj di Gresik saat itu.

Soal tempat PT dan RS NU tersebut, Qosim menjelaskan, untuk lokasinya masih akan dibicarakan dengan legislatif (DPRD). Namun yang pasti, untuk pembangunan PT NU akan didirikan di Kecamatan Kedamean. Sedangkan untuk RS NU sekarang masih dicarikan lahan yang tepat.

Lahan RS itu nantinya, bisa di wilayah selatan seperti Kecamatan Menganti atau wilayah tengah seperti di Kecamatan Duduksampeyan. "SQ pada prinsipnya ingin RS itu didirikan di kecamatan yang belum ada rumah sakitnya. Sehingga, kian memudahkan masyarakat untuk berobat, " terangnya.

Qosim berharap keberadaan PT dan RS NU itu sudah bisa terwujud atau berdiri maksimal pada tahun 2017. "Lebih cepat lebih baik. Kami berharap tahun 2016 sudah terwujud. Maksimal tahun 2017," pungkas Qosim. (hud/ns)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video