Dampak Pilgub Jakarta Tidak Signifikan di Jatim
Editor: choirul
Wartawan: didi rosadi
Selasa, 25 April 2017 11:26 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kompetisi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang baru saja usai, menimbulkan efek domino terhadap pemilihan kepala daerah di tempat lain, termasuk Jawa Timur. Namun efek domino pilgub DKI tidak signifikan di Pilgub Jatim yang akan digelar tahun 2018. Pasalnya, karakteristik masalah dan tipologi masyarakat Jatim berbeda dengan Jakarta.
Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjajaran, Muradi Clark mengungkapkan, saat ini sudah ada kampanye dan penggalangan opini agar tidak memilih partai pendukung penista agama. Namun pengaruhnya tak akan signifikan di Pilgub Jatim, mengingat dalam pilgub pemilih lebih melihat figur calon gubernur atau wakil gubernur ketimbang partai pengusung.
BACA JUGA:
Cawe-Cawe Jokowi Jilid II, Disebut Jegal Anies dalam Pilgub DKI 2024
Kehilangan 9 Kursi DPRD DKI Gegara Musuhi Anies, PDIP Bakal Dukung Anies dalam Pilgub DKI?
Wacana Reshuffle Menguat, MA Dinilai Layak Masuk Kabinet, Risma Lebih Pas Maju Pilgub DKI
Anies-Sandi Menang, Wanita Ini Siap Tepati Janji Potong Payudara, Ruhut Janji Potong Kuping
“Ada efek domino Pilgub Jakarta terhadap Pilgub Jatim tapi tidak signifikan. Sangat kecil pengaruhnya,” ujar mantan aktivis mahasiswa ’98 itu, Selasa (25/4).
Pemegang gelar Doktor dari Flinders University, Australia ini memprediksi, isu Suku Agama Ras Antar Golongan (SARA) yang kental pada Pilgub DKI Jakarta juga akan terjadi di Pilgub Jatim. Hal itu mengacu kelompok masyarakat yang aktif menolak Ahok menjadi gubernur DKI juga datang dari beberapa daerah di Jatim.
Namun Muradi menilai isu SARA di Jatim skalanya kecil, kalaupun ada kemungkinan akan menyerang Calon Gubernur maupun Wakil Gubernur perempuan. Terlebih, dari sejumlah nama kandidat yang muncul dipermukaan ada nama figur perempuan seperti Khofifah Indar Parawansa dan Tri Rismaharini. Belakangan juga muncul politisi perempuan Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf.