Camat Arjosari: Nobar Bola Bisa Dijadikan Media Sosialisasi Pemilu
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Yuniardi Sutondo
Minggu, 27 Mei 2018 20:45 WIB
PACITAN, BANGSAONLINE.com - Tingginya partisipasi pemilih di sebuah pemilu bisa lebih melegitimasi hasil dari pesta demokrasi tersebut. Karena itulah sebulan menjelang pelaksanaan pemungutan suara pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, berbagai kegiatan sosialisasi terus dilakukan.
Menurut Camat Arjosari Monirul Ichwan, banyak cara mestimulus masyarakat agar mereka antusias datang mengikuti sosialisasi pemilu.
BACA JUGA:
Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...
Haduh! Sapi Milik Warga Pacitan ‘Nyangkut’ di Atap Rumah
Dalam Sehari, 2 Warga Pacitan Gantung Diri
"Salah satunya mereka kita ajak nonton bareng (nobar) bola seperti ini. Kebetulan saat ini ada liga champions, Real Madrid melawan Liverpool," kata Monirul saat menggelar nobar pertandingan sepak bola di pendopo Kecamatan Arjosari, Minggu (27/5) dini hari.
Kegiatan yang diselenggarakan saat tengah malam tersebut juga melibatkan unsur kepolisian, TNI, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi massa, serta panwascam setempat.
"Media sosialisasi kita nggak terlalu formal. Cukup mereka datang, kita ajak bercengkrama sambil nobar. Dengan cara ini kami yakin akan lebih efektif dan mengena," jelasnya.
Sementara itu Ketua Panwascam Arjosari Muhammad Kusnaini mengatakan, tahapan Pilgub Jatim sudah berjalan sebagaimana diharapkan. Termasuk temuan adanya ribuan jiwa pemilih belum ber KTP, sudah bisa teratasi.
"DPT Pilgub Jatim di Kecamatan Arjosari tercatat sebanyak 32.318. Mereka tersebar di 17 desa," sebutnya secara terpisah.
Mengenai jiwa pemilih belum ber KTP, lanjut dia, setelah dilakukan koordinasi dengan Dispendukcapil ternyata hampir 95 persen mereka sudah melakukan perekaman geometrik. Akan tetapi belum memiliki bukti fisik KTP ataupun surat keterangan pengganti KTP.
"Sehingga dari 2.400 jiwa pilih yang diduga belum ber KTP, setelah dilakukan koordinasi dengan Dispendukcapil, hanya tinggal menyisakan sekitar 400-an jiwa. Mereka kebanyakan lansia, jompo dan penduduk yang baru berusia 17 tahun," pungkasnya. (yun/ian)