Kenapa Suriah Dihancurkan? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Kenapa Suriah Dihancurkan?

Editor: MMA
Wartawan: --
Selasa, 06 November 2018 11:18 WIB

Khariri Makmun

Tahap kedua dengan cara menyusupkan pejabat-pejabat penting dalam pemerintahan Asad dengan tujuan menyebarkan citra buruk pemerintah untuk menghancurkan martabat dan harga diri pemerintah serta memutus hubungan antara pemerintah dengan rakyat.

Upaya selanjutnya, melakukan skenario krisis ekonomi terutama di daerah-daerah yang sudah direncanakan sebagai titik awal badai krisis dimulai seperti wilayah Homs.

Di propinsi Homs pejabat pemerintah dikondisikan untuk berhadapan dengan warganya. Ketegangan antara pejabat pemerintah dan warga semakin meningkat ketika harga meteran air di rumah-rumah penduduk mencapai USD 6.000 dan biaya pembangunan kamar flat kecil di wilayah-wilayah miskin membutuhkan biaya suap perizinan yang mahal.

Krisis ekonomi yang diskenariokan oleh Barat cukup berhasil untuk menyulut kemarahan warga Suriah terhadap rezim Asad. Di samping itu kelompok milisi Islam radikal yang sudah dibiayai dan dipersenjatai oleh pihak luar negeri sudah siap mamainkan perannya untuk memprovokasi para pemuda menuju medan pertempuran melawan pemerintah.

Para aktivis anti Asad menyebarkan kampanye hitam dan menggemakan istilah "musim semi Arab" dan meneriakkan ajakan ganti pemimpin melalui jihad. Mulai saat itu, saluran berita-berita Arab yang terhubung dengan kepentingan Barat menayangkan aksi demo dari kelompok radikal yang anarkis dan melakukan perusakan terhadap gedung-gedung pemerintah dan fasilitas umum.

Jumlah kelompok radikal yang memancing aksi demo anarkis tidak lebih dari 8% dari penduduk Suriah. Kelompok ini sebenarnya menjadi korban isu SARA yang dihembuskan oleh propaganda media-media anti Asad. Dan bermula dari sinilah perang Suriah dimulai.

Diantara warga Suriah yang terkena dampak krisis ekonomi dan yang menuntut reformasi administrasi serta ekonomi adalah para demonstran, yang percaya bahwa demonstrasi ini ditujukan untuk "kebebasan dan martabat." Tetapi mereka dengan cepat sadar bahwa ada skenario buruk dibalik demonstrasi. Maka sebagian diantara mereka meninggalkan demo saat suasana mulai panas dan senjata demonstran mulai diarahkan kearah polisi.

Ketika krisis Suriah mulai memanas, barisan anak muda dari berbagai belahan dunia begitu mudahnya datang dan bergabung dengan ISIS atau Jabhatun Nushroh di wilayah Suriah untuk memerangi pasukan pemerintah. Bantuan bagi Jihadis yang akan bergabung dengan ISIS sudah disiapkan mulai dari tiket pesawat, uang saku, honor bulanan, pemandu di perbatasan, donator yang siap mengucurkan biaya, ribuan ulama yang memprovokasi fatwa jihad serta ratusan stasiun televisi yang menyebarkan berita perang agama di Suriah. Agitasi dan penyebaran informasi perang Suriah yang menyesatkan inilah yang mendorong anak-anak muda tertarik untuk ikut berjihad dengan iming-iming surga.

Maka wajar jika hanya dalam waktu sekejap puluhan ribu mujahidin dari berbagai negara dengan mudah masuk Suriah dan siap bertempur melawan pasukan pemerintah Asad.

Perang Suriah bertujuan untuk menghancurkan Suriah tapi para musuh Suriah tidak berhasil menguasai dan menundukkanya. Faktor-faktor yang membuat Suriah masih mampu mempertahankan diri cukup banyak, diantaranya adalah kecintaan dan kepercayaan rakyat terhadap Basyar Asad sebagai pemimpin mereka. Bahkan kecitaan masyarakat Suriah di wilayah-wilayah konflik sangat besar, karena mereka semakin tahu siapa yang mengkhianati Suriah dan siapa yang mengangkat kemulyaan dan kebanggan kepada negara. Perlawaanan rakyat dan kegigihan tentara Suriah membuat Suriah hingga hari ini masih tetap eksis.

Begitu juga dengan dukungan koalisi strategis yaitu Rusia, Iran dan Hizbollah yang tetap setia menemani Suriah dalam menghadap konspirasi global menghancurkan Suriah. Baik konspirasi militer dan konspirasi media propaganda untuk menggiring opini internasional bahwa perang Suriah adalah bagian dari perang agama dan perang sektarian Sunni Syiah.

yang menyesatkan inilah yang memperkeruh krisis Suriah dan menipu kelompok radikal untuk menjadikan Suriah sebagai medan jihad hingga hari ini.

Perlahan tapi pasti, krisis Suriah akan berakhir, meski kehancuran terjadi diberbagai sektor dan lini, pemerintah Suriah sudah mampu menguasai sebagian besar wilayah Suriah. Semoga Suriah dapat segera kembali sebagai bangsa besar dan kembali menjadi pusat keilmuan Islam Aswaja yang kondusif bagi para pelajar yang akan menuntut ilmu agama di negeri Syam tersebut. 

Kita semua merindukan negeri Syam yang damai dan menjadi kiblat bagi Islam Ahlusunnah wal Jamaah di tanah air.

6 Nov. 2018
Moderation Corner
Gunung Putri Bogor.

*Khariri Makmun adalah Peneliti Institute Hasyim Muzadi dan Aktivis Rumah Pergerakan Gus Dur

 

 Tag:   Opini suriah

Berita Terkait

Bangsaonline Video