​Grha Wismilak, Membangun Budaya Saving Energy (2) | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Grha Wismilak, Membangun Budaya Saving Energy (2)

Editor: rosihan c anwar
Jumat, 07 November 2014 19:06 WIB

?Antonius Teguh Wijayanto, Manajer Training and Development Grha Wismilak, selalu mematikan listrik ketika hendak keluar dari ruangan. Foto:rosihan c anwar/BANGSAONLINE

Dia berharap, secara simultan muncul kesadaran untuk membudayakan saving energy.

"Kata orang, untuk membangun habit atau kebiasaan, butuh 90 kali melakukan hal yang sama, atau diingatkan untuk aktivitas yang sama. Ini yang akan kami lakukan sehingga semua karyawan di sini mempunyai budaya saving energy," tandas pria yang sudah menguasai teknik merokok hanya di mulut ini.

Budi Wicaksono, Enginering Building, menambahkan, 'rutinitasnya' mengecek semua washtafel di tiap lantai akan semakin 'enteng', jika budaya saving energy telah mendarahdaging. Aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui adanya kran bocor secara dini. "Jenis toilet kering di gedung ini, juga sebagai upaya memanfaatkan air seefisien mungkin. Bahkan, sangat tidak dibenarkan ada air menetes, gara-gara si pemakai kurang rapat dalam menutup kran. Apalagi bocor. Tentu saja, ketika budaya saving energy sudah mendarahdaging, begitu kran bocor, siapapun pasti segera menghubungi bagian enginering," tambah Wicaksono.

Mendarahdagingkan budaya saving energy ini menjadi tantangan Anton sebagai manajer Training. "Saya maksimalkan chating lokal, atau pesan broadcast, agar semua karyawan terpacu untuk memunculkan kebiasaan hemat energi. Memang kami akui, tak ada semacam Surat Edaran atau SK dari jajaran direksi terkait membudayakan saving energy. Saya yakin semua karyawan di sini akan mempunyai habit yang sama, yaitu saving energy."

Setidaknya, bekal Anton terkait menumbuhkan habit, sudah aca contoh kongkretnya. Yaitu ketika pihaknya membangun budaya kewaspadaan kebakaran dan tanggap bencana. "Awalnya, kami menggelar pelatihan pemadaman api dan tanggap bencana. Semua karyawan di sini, sudah bisa mengoperasikan Apar (alat pemadam api ringan, red) dengan benar," ujar dia.

Karyawan sudah memahami letak-letak apar terdekat dari posisinya berada, dan sudah muncul kebiasaan waspada kebakaran. "Waspada kebakaran menjadi tanggung jawab bersama."

Lebih-lebih, tak lama lagi Grha Wismilak akan memperluas lahan parkir, kantor dan musala, dengan total area sekitar 500 m2. Tentunya, butuh listrik, air dan kertas untuk operasional. "Kita yakin bisa tetap efisien. Kita bekerja dengan anggaran, dan saya yakin pemakaian anggaran bisa ditekan seefisien mungkin, sejalan dengan kian tubuhnya budaya saving energy," tandas Anton. (rosihan c anwar)

 

 Tag:   wismilak

Berita Terkait

Bangsaonline Video