Tafsir Al-Isra 82: Al-Qur'an, Obat dari Langit | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra 82: Al-Qur'an, Obat dari Langit

Editor: Redaksi
Selasa, 10 Maret 2020 13:40 WIB

Ilustrasi

Sahabat itu lalu membaca surah al-fatihah tujuh kali dengan khusyu' dan tadlarru'. Ditiupkan ke pusat gigitan. Tak lama, reaksi pasien menggeliat cerah, kemudian bangun, lalu sembuh total.

Mereka bergembira campur mengagumi kesaktian sang musafir asing. Jamuan makan dihidangkan dan para sahabat itu segera menyantapnya.

Dalam perjalanan pulang menggiring 30 ekor kambing hadiah itu, mereka sepakat tidak menikmati sebelum menghadap Rasulullah SAW dan menanyakan status hukum kambing tersebut. Di hadapan Nabi, mereka menceritakan kejadian yang mereka alami.

Mendengar paparan mereka, Rasul mulia itu tersenyum sembari bertanya: "Dari mana kalian tahu, bahwa al-fatihah bisa sebagai ruqyah (obat)?".

Sahabat itu menjawab: "Syai' ulqiy fi rau'iy". Suara hati saya tiba-tiba berkata begitu. Lalu saya mantap, meskipun tidak pernah terbayang sebelumnya.

Nabi: "bagus, nikmatilah kambing-kambing itu. Makanlah dan beri kami bagian". Begitu riwayat al-Darquthny dari Abi Sa'id al-Khudry.

Hadis ini menunjukkan bahwa meminta upah sebagai kompensasi jasa pengobatan itu boleh. Dokter atau tabib atau kiai yang nyuwuk boleh meminta bayaran. Hukumnya sah dan halal. Bentuk upah bisa definitif dengan menentukan besarannya, seperti pada praktik para dokter dan bisa seikhlasnya seperti tradisi para dukun.

Perkara Nabi menyindir dengan meminta bagian dari kambing-kambing tadi bukanlah Nabi serius meminta, dan nyatanya Nabi tidak menerima (bagian) itu, melainkan sebagai "mangayu bagyo", ikutan merasa senang dengan kreasi para sahabatnya yang meyakini al-Fatihah itu sakti, berfungsi ruqyah, meski Nabi tidak mengajarkan sebelumnya.

Hadis ini juga mengisyaratkan, bahwa untuk mengetahui faedah atau khasiat suatu ayat, ayat ini bisa untuk begini, ayat itu bisa berguna untuk begitu, tidak harus dari petunjuk Rasulullah SAW. Kreasi sendiri, - jika memang ahli - juga bisa. Tetapi apa yang diajarkan Nabi pastilah benar dan terbaik.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang. 

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video