Tafsir Al-Isra 82: Nabi Meruqyah Diri Sendiri, Tapi Wafat Juga | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra 82: Nabi Meruqyah Diri Sendiri, Tapi Wafat Juga

Editor: Redaksi
Jumat, 20 Maret 2020 10:45 WIB

Ilustrasi

Apa yang dilakukan Rasulullah SAW dengan meruqyah diri sendiri ketika jatuh sakit adalah ikhtiar yang berpahala. Perkara akhirnya beliau wafat juga, itu soal lain, soal qadla', soal ajal yang sudah ditentukan Tuhan. Dari sini, beberapa hikmah bisa dipetik:

Pertama, bahwa yang menyembuhkan penyakit itu bukanlah obat atau ruqyah, melainkan hanya Allah SWT semata. Obat hanya perantara lahiriah, sedangkan ruqyah hanyalah usaha doa, batiniyah. Kedua, bahwa usaha untuk sembuh itu diajarkan oleh Nabi, dituntut dan dianjurkan. Maka biaya untuk penyembuhan penyakit atau dana kesehatan dihitung infaq yang berpahala.

Ketiga, urusan mati bukanlah urusan penyakit atau ketuaan atau lainnya, melainkan murni urusan ajal yang sudah ditentukan Tuhan. Jatah hidupnya habis dan harus menghadap kepada-Nya. Banyak juga orang mati tanpa penyakit dan sebelum tua. Anak muda juga banyak yang kecelakaan di jalan dan mati. Orang tidur lelap dan kebablasan tak bernyawa juga ada.

Keempat, Nabi yang membenarkan si sahabat meruqyah pakai al-Fatihah adalah kelonggaran, keleluasaan yang beliau berikan kepada umatnya yang ahli untuk mencari sendiri ayat-ayat ruqyah secara proporsaional. Makanya, di kalangan mufassirin ada diskusi, apakah semua ayat al-qur'an bisa berfungsi sebagai syifa' (obat)? Hal itu karena sengketa mereka soal fungsi huruf "MIN" pada kalimah: "wa nunazzil MIN al-qur'an ma huw syifa'."

Pertama, huruf min difahamai sebagai fungsi "tab'idl", makna sebagian. Jadinya, tidak semua ayat al-qur'an bisa dijadikan materi meruqyah. Hanya ayat tertentu saja. Di kalangan mufassirin, pemahaman ini banyak disanggah karena dikhawatirkan menimbulkan preseden buruk, bahwa ada ayat al-Qur'an yang tidak berfungsi syifa'. Itu mengurangi keluhuran ayat suci.

Kedua, huruf min dipahami sebagai fungsi Bayan atau penjelas, sehingga kesimpulannya adalah bahwa semua ayat al-qur'an adalah syifa', obat. Meskipun berbeda fungsi, tapi masing-masing ayat bisa dijadikan mantra ruqyah, materi aji-aji sesuai keistimewaan masing-masing. Ada ayat yang sudah diketahui khasiatnya, dan ada ayat yang belum diketahui khasiatnya. Yang belum diketahui bukanlah tidak berfungsi, melainkan sekadar belum terbongkar.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video